Senin, 12 September 2022

Kiat Menulis Cerita Fiksi


Resume ke-10
Tanggal            : 12 September 2022
Tema                : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber     : Sudomo, S. Pt
Moderator        : Sigit,Purwo Nugroho


Di dalam kelas, saat siswa mengerjakan soal pertengahan semester, suasana hening, bisu tanpa kata, yang berbicara hanya hati yang penuh dengan pemikiran. Baru saya buka hp ternyata semalam ada Pelatihan Menulis berlangsung tanpa saya sadari karena tidak membuka hp semalaman. Ada perasaan sedih hinggap di dada. Materi malam ini adalah materi yang saya tunggu karena saya suka berimajinasi, berkhayal tentang sesuatu yang kadang kala sulit untuk saya tumpahkan kemana.

Membaca biografi Mazmo nama yang bisa saya lihat di hp saya di sebuah group Lombok Barat ternyata baru saya tahu, beliau bernama Sudomo berasal dari Lingsar, Lombok Barat tidak jauh dari tempat tinggal saya. Prestasi menulis buku yang luar biasa, banyak buku yang sudah selesai diterbitkan. Sepertinya saya harus lebih banyak belajar dari Beliau yang kebetulan satu daerah. 

Chat WA saya baca dari yang terlewatkan mulai dari pelatihan menulis semalam. Jari-jari mulai mengetik satu persatu huruf hingga menciptakan untaian kalimat yang membentuk paragraf. 

Mas Sigit membuka pelatihan dengan mengajak semua peserta membaca do'a menurut agama dan kepercayaan masing-masing peserta. Mas Sigit tidak lupa mengirimkan sebuah link youtube https://youtu.be/dXX9RWxT_u8 tentang kiat menulis cerita fitif. Dua kali saya buka link ini, inspirasi mulai muncul dalam benak yang ingin segera dituangkan.

Narasi dari Mazmo yang awalnya menceritakan kisahnya dari seorang sarjana Peternakan menjadi seorang penulis dan guru yang bagi Beliau juga hal yang membingungkan tapi itu semua wajar-wajar saja menurut saya. Penulis bisa dari berbagai kalangan dan profesi tergantung orangnya ingin menumpahkan kemana hati, fikiran, dan perasaannya. Termasuk saya sendiri profesi guru tapi baru kali ini mengikuti pelatihan menulis yang biasanya saya menulis di papan tulis atau disecarik kertas berbentuk buku bahkan yang berbasis IT hanya untaian administrasi sekolah yang dibuat. Sarjana peternakan menjadi guru merupakan sesuatu hal yang sudah ditakdirkan sang maha pencipta yang wajib disyukuri. 

Pelatihanpun dimulai dengan pemaparan materi seperti alur Guru Penggerak :

1.Mulai  dari Diri

.Pada alur ini, peserta diminta untuk menuliskan kendala yang dialami,keseruan atau pengalaman menulis cerita fiksi yang jika sudah ditulis dapat dikirim ke Mas Sigit. 

2. Eksplorasi Konsep

Alur ini Mazmo meminta peserta membaca tulisan yang dikirimkan berbentuk PDF yang berisi tentang Menulis Cerita Fiksi itu Mudah. Ingin tahu apa saja isi tulisan yang dibagikan? Yuk baca dan simak terus goresan huruf yang diuntai berikut:

  • Bahan-bahan diskusi berisi tentang mengapa harus belajar menulis, apa saja syarat, bentuk, unsur, dan kiat pembangunan cerita fiksi,.
  • Alasan harus belajar menulis cerita fiksi : Salah satu aspek yang dinilai dalam AKM yaitu literasi, sebagai cara menemukan passion, upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri dan sebagai jalan untuk mengeksplorasi  kemampuan menulis
  • Syarat menulis cerita fiksi: Komitmen dan niat yang kuat, kemauan dan kemampuan melakukan riset, banyak membaca cerita fiksi, mempelajari KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejan Bahasa Indonesia), memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi, menjaga konsistensi menulis.
  • Bentuk cerita fiksi : Fiksimini (Beberapa kata yang menggambarkan satu cerita utuh. Contoh: https://s.id/contohfiksimini), Flash Fiction (Jumlah kata khusus, misalnya 50 kata, 100 kata, dll. Contoh: https://s.id/contohflashfiction), Pentigraf  (Cerita pendek tiga paragraf. Contoh: https://s.id/contohpentigraf)Cerpen (Jumlah kata < 7.500. Contoh: https://s.id/contohcerpen)Novelet (Jumlah kata mulai 7.500 sampai 17.500 kata), Novela (Jumlah kaya berkisar antara 17.500 sampai 40.000 kata), Novel (Jumlah kata lebih banyak dari 40.000 kata).
  • Unsur pembangun cerita 

  • Tema:   Ide pokok cerita, menentukan tema,  ringkasan cerita, unsur-unsur premis (karakter, tujuan, tokoh, rintangan, halangan, dan resolusi), membuat premis dengan menuliskan unsur-unsur pembentuknya kemudian dirangkai menjadi satu kalimat yang utuh.
  • Alur/plot: Struktur rangkaian kejadian dalam cerita, macam-macam alur (maju, mundur, campuran/flashback, kronologis), unsur-unsur alur (pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak/klimaks, penyesuaian/editing dimana urutannya bisa berubah tergantung pada jenis alur yang dipilih)
  • Penokohan, latar/setting, dan sudut pandang.
  • Alat bantu penulis berupa pena, buku tulis, kaca mata, dan pembatas buku.
  • Proses kreatif menulis, yang dimulai dari niat, baca fiksi orang lain, ide dan genre (segera dicatat begitu ide itu mendadak muncul dan disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai), outline, dan terakhir adalah menulis. 

3. Ruang Kolaborasi

Pada alur ini, peserta akan berkolaborasi membuat cerita fiksi. Peserta diminta untuk melanjtkan cerita fiksi sesuai dengan imajinasi yang terlintas saat itu. Jika sudah selesai ditulis maka dikirim ke  kemudian dikirim ke Mas Sigit. Berikut kalimat pembukanya: 

....

"Aku tidak mau!"

Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara...

4. Demonstrasi Kontekstual

Pada alur ini, peserta akan mencoba membuat premis sendiri yang intinya premis yang dibuat merupakan inti dari cerita fiksi. Seorang anak SD mengajak dia orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA. Dari contoh itu kita bisa langsung membayangkan apa yang akan kita tulis, bukan?

5. Elaborasi Pemahaman

Peserta pada alur ini  diminta untuk menungkan pertanyaan lebih lanjut tentang materi yang ingin digali lebih dalam lagi.

Cerita nyata dapat dijadikan cerita non fiksi, bahkan tulisan fiksi membebaskan cerita yang ingin kita tulis baik politik yang sedang terjadi ataupun sosial. Jadi cerita fiksi memerdekakan penulis menuliskan apapun yang ingin ditulis. Imajinasi penulis dapat berkembang bebas sebebas karyanya dalam tulisan. Penulis bebas mengekspresikan dirinya. Kisah nyata yang dijadikan cerita fiksi dapat ditulis dengan mengganti para tokoh dan menggunakan kalimat-kalimat yang ditambah-tambahkan sehingga para pembacanya merasa terbawa suasana yang mengasyikkan.

6. Koneksi Antarmateri

Peserta pada alur ini diminta untuk  menuliskan kesimpulan keterkaitan antarmateri malam ini ke dalam resume

7. Aksi Nyata

Peserta pada alur ii menuliskan hasil belajar atau pelatihan dengan bentuk penulisan resume yang dielaborasikan dengan pengalaman pribadi. Contoh resume dapat  dibaca selengkapnya di www.bianglalakata.wordpress.com

Ada kata bijak diawal slide yang diberikan yaitu " Tak ada penderitaan lebih berat daripada memendam cerita di dalam hati) oleh Maya Angelou. Jadi mari kita tuliskan cerita kita tanpa harus dipendam baik cerita kehidupan ataupun cerita dalam imajinasi kita yang selama ini asyik bermain dalam benak. Ungkapkan semua dalam cerita fiksi kita yang dapat membawa orang yang membacanya hanyut dalam fantasi mereka.

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...