Jumat, 30 September 2022

Menulis Puisi

Resume ke-18

Tanggal            : 28 September 2022

Tema                : Menulis Puisi

Narasumber     : Dra. E. Hasanah, M. Pd

Moderator        : Dail Ma'ruf




Pertemuan pelatihan BM-27 semalam dengan moderator (Dail Ma'ruf) yang sudah tidak asing lagi bagi peserta BM-27 karena Beliau sangat aktif di WA dan sudah pernah memberi materi di pertemuan pelatihan BM-27 menggantikan narasumbe yang kala itu ada halangan tidak dapat mengisi kelas sesuai dengan yang dijadwalkan.

Ust. Dail (Sapaan akrab Dail Ma'ruf) membuka materi dengan mengirimkan pesan suara dengan mengajak para peserta berdo'a bersama menurut agama dan keyakinan masing-masing. Ust. Dail merasa bahagia karna dapat membersamai kembali para peserta pelatihan yang ingin menjadi seoran penulis. 

Hasil dari pelatihan BM-25 dan BM-26 dengan materi yang sama telah berhasil membuat 80 kumpulan puisi dan ditambah 3 puisi yang dijadikan buku antologi puisi. Ust. Da'il berharap agar BM-27 dapat menghasilkan 100 puisi lagi yang artinya dapat menjadi rekor memuat buku puisi dalam sebulan.
      
Bunda Hasanah merupakan narasumber kita kali ini yang baru saja menyelesaikan  pendidikan S3 program studi Manajemen Pendidikan sesuai dengan tugas sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah yang pandai membuat puisi. Beliau juga nominator pengawas berprestasi tingkat nasional.

Berikut buku antologi puisi karya peserta BM-25 dan BM-26 yang akan menjadi motivasi bagi peserta BM-27 yang nantinya dapat menerbitkan buku puisi juga.

CV Bunda Hasanah:

Berikut hasil buku solo Bunda Hasanah dan 72 buku antologi bersama penulis2 alumni BM asuhan Om Jay .

Materi Puisi.


"Jadi puisi itu  karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. Karya satra yang terikat oleh rima-irama-matra-larik dan bait. Apa beda dari 5 pengikat puisi itu?" ungkap Ust. Dail. Bunda Hasnah menjelaskan bahwa dalam menikmati puisi akan ada perasaan senang. 

Berikut puisi karya Pujanga Dr. Nastain  yang  dapat disimak.

Dalam remang senja aku teringat
Ketika rasa itu menjelma
Aku terbuai dengan merdu suaramu
Termenung menyaksikan senyum terindah
Sampai menuju suatu arah
Yang membawaku larut dalam resah
Resah memikirkanmu aku terperangah
Pandangan itu membuatku melayang
Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti
Mengapa aku seperti ini
Bahwa cinta masih menguasaiku
Rasa ini mengalir tiada henti

Tatapan itu selalu menjadi candu untukku 
Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga ini bukan hanya feeling 
Tapi ini nyata dan segera terjadi.

Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan semoga kau bahagia mendengarnya 
Karena saat ini kau bukan lagi pelampiasan
Melainkan rumah menetap ternyaman bagiku.

Tuhan
Bolehkah aku beristirahat sekejap saja?
Aku lelah dengan semua ini 
Ingin pergi tapi tak mampu

Apakah aku tak ditakdirkan untuk bahagia?
Kenapa setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?
Bahkan mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku
Apakah aku ini tak berguna?

Aku ingin pergi 
Aku ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang 
Kenapa aku selalu di patahkan?
Kenapa aku harus di hancurkan?
Kenapa aku tak di anggap ada?

Jika mereka tak ingin aku ada
Kenapa mereka merawatku
Aku tak pernah berharap dilahirkan 
Aku tak pernah berharap tuk di cintai 
Aku tak pernah berharap tuk di hargai
Karena aku hanya akan menjadi beban hidup mereka

Dalam janjiku kala itu
Akan ku kunci hatiku untuk siapapun
Tapi kau hadir menaburkan rindu
Membuatku tanpa sadar menjadi candu

Canduku akan rindumu
Rindu yang katamu tak lagi bersuara merdu
Kala kekasih hati tak membalas salammu
Rinduku padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar

Bisakah cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?
Bisakah hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?
Dayita kalbu katanya
Berirama layaknya lagu asmara

Aku hanya mampu menyuarakan pada Tuhan
Perihal rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena berbeda perasaan
Rasaku ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan
Mungkin sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan

Harap dan rasa mencuat
Beku, ngeri, menyayat hati
Kupikir dunia itu indah
Nyatanya semua semu belaka

Amaraloka
Cinta, kasih, hati, romansa
Akankah bisa tanpa bhama?

Kupinang kalbu merenggut malam syahdu
Memejamkan mata membina romansa
Saban hari bersama rasa
Kuagungkan cinta dalam amaraloka

Aduhai kasih dan sayang yang kian membara
Kupinta satu tuk jangan mendua
Kupinta dua tuk jangan mementingkan bhama
Kupinta banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka
Semoga tetap bersama sampai ajal tiba.

Ada sapa yang tak bernama
Mengoceh ulah membual makna sayang
Menggaruk isi kepalaku
Lalu, langsung menggoda I love You

Dari kelam yang pernah surut
Pada badai yang menerjalkan kapal
Hingga harap setinggi tempat bintang
Ternyata belum setahun sudah dihilang
Oleh wanita penggoda perebut tuan

Mungkin saja, kau macan yang liar
Hingga takdir meredupkan rasaku tanpa pijar
Mungkin saja, ada yang datang lalu menghibur
Sebab insan yang tak berarah 
Berkeliaran memburu kedamaian 

Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. Rindu ini tak kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.
Rindu ini tak kubiarkan mati, 
sebelum masa memutus nadi.
Rindu ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.
Rindu ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi. [Nasta'in]

Rima merupakan bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya. Irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapi. Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama. Larik merupakan baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.







Talibun yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6,8, atau 10 baris. Contoh:
Aku orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga









Puisi di atas menggunakan diksi indah dan keren sehingga tergambar perasaan dan gejolak hati dari pengarangnya. 

Pemaparan materi dari Bunda Hasanah yang terakhir adalah pemberian hadiah bagi dua peserta BM-27 yang mengirimkan puisi terbaik. 

Berikut puisi karya saya sebagai penutup resume ke-18 ini yang terinspirasi dari anak yang sedang opname di rumah sakit Kota Mataram.

Deritamu

Lengkingan tangis menusuk jiwa
Sekuat tenaga berontak
Jari yang biasa lihay bergerak
Kini lemas tak bertenaga
Jarum suntik yang menusuk 
Terlalu sakit kau rasa
Yang tak mampu kau tolak

Pelukan ku tak menenangkanmu
Terlalu sakit yang kau rasa
Sampai ku tak kuasa memandangmu
Dalam larut akan kesakitanmu

Mata sayu, cekung
Terbias pancaran sakit yang diderita
Hamparan do'a yang mampu ku iringi
Dalam tatap dan kerinduan senyummu
Yang sirna oleh sakit

Raga yang terapar penyakit
Lesu seperti tak berjiwa
Senyum biasa membias wajah
Kabur tak tersisa

Masih tergambar dalam benak
Ceria gelak tawamu
Lari lincah melesaat
Bagai hembusan bayu

Tiga hari sudah berlalu
Apakah ada hari esok untuk sehatmu?

Pahitnya obat penyembuh deritamu
Harus bisa tertelan
Walau aku harus mengikatmu dengan tanganku
Agar kau sembuh melawan sakitmu

Jangganlah kau merasa sendiri
Kami ada selalu menemani
Dalam suka dan duka
Deritamu deritaku
Sakitmu sakitku juga

Harapan selalu terukir 
Sebagai mahligai motivasi
Agar selalu merasa bersyukur
Atas segala nikmat yang Allah beri










Rabu, 28 September 2022

Cacing sebagai Obat Alternatif


Seminggu yang lalu anak kecilku pulang dari klinik setelah tiga hari rawat inap karena tipus. Sejak kemarin siang suhu badannya mulai naik. Pukul 14.00 Wita sepulang ku mengajar tak kutemukan seorangpun di rumah. Padahal paginya dua anakku bersama Mbahnya karena bibi yang biasa menjaga anakku tidak masuk kerja.

Ku cari ke segala tempat keberadaan kunci rumah karena aku melihat tidak ada satupun pintu rumah terbuka, semua terkunci begitu juga dengan jendelanya. Penatku dari pulang bekerja bertambah. Ku panggi satu persatu anakku "Pasya, Ibad. Kalian dimana?". Tak terdengar sahutan sedikitpun.

Ku lepas tas laptop yang terasa berat di bahu. Ku jalan ke rumah kakakku di sebelah rumah. Ku tanyakan apakah ada kunci yang dititipkan. Ternyata tidak ada. HP tak kubawa dari pagi. Jadi untuk mencari keberadaan anakku tak bisa ku lakukan.

Hp ipar pun ku pinjam untuk menelphone Mbahnya. Ku tanyakan keberadaan anakku dan mereka ada di rumah kakak yang lain kampung. Begitu terkejutnya hatiku kala Mabhnya mengatakan bahwa Ibad demam. Panik, sedih menerpa menambah suasana galaunya hati. Lelah dari bekerja pupus sudah.

Bergegas ku nyalakan motor buntutku menemua buah hatiku. Wajahnya yang memelas dan menangis membawangi perjalananku. Hanya 0,5 km terasa perjalanan yang panjang. Ingin menangis rasanya dan ingin segera sampai melihatnya.

Ku lihat sebuah handuk kecil menempel di dahinya. Tangannya memegang pipinya yang mungkin dirasakan hangat. Wajahnya merah, bibirnya terlihat kering dan suara erangan sayup-sayup terdengar dalam tidurnya yang mungkin tak terlelap. 

Kakaknya asyik bermain hp. Ibad tidur antara kakak dan sepupunya Queen. Saat itu Queen juga sedang demam seulang dari pondok tempatnya sekolah.

Ibad terbangun begitu merasakan tanganku yang menyentuh sebelah pipinya untuk ku rasakan demamnya. Ku ambil obat yang ku lihat di atas meja Kakak yang semula diminum oleh Queen.

"Minum obat ya sayang!"  Pintaku memohon pada Ibad. "Iya" jawabnya lirih. Ku bangunkan dari pembaringannya. Kuberi minum obat dan air putih yang dia cari. "Pulang Mi" gumamnya. Ku gendong dengan selendang panjang. Kupeluk erat dan ku bawa pulang saat sedikit gerimis turun menerpa bumi.

Tadi malam ketika ku mengikuti pelatihan Belajar Menulis, Ibad tidur di sebelah tempatku bekerja sambil menonton hp. Hingga larut malam ku tulis remume pertemuan ke-17 dan kulihat Ibad tidur terlelap tanpa ku nina bobokkan.

Demamnya tak turun juga. Pukul 1 dini hari, dia terbangun minta pipis. Suara batuknya sesekali terdengar. "Obat..." pintanya lirih. Mungkin karena dia merasa tidak kuat. Ku minumkan obat yang mengandung parasetamol rasa jeruk, obat yang dia suka rasanya.

Pagi tadi kembali kudapati Ibad yang demamnya 39,8. Demam yang susah turun. Efek obat seperti tidak mempan. "Atit iyut..." rintihnya sambil memegang perutnya. 

Ku telp adikku yang dokter dan aku disarankan membawanya kembali ke klinik. Ku rembukkan bersama suamiku. Teringat beberapa tahun yang lalu ketika Pasya anakku paling besar tipus dan ku beberi rebusan cacing yang hingga sekarang tipusnya ga pernah kambuh.

Ada kekhawatiran ku jika Ibad diopname karena nanti siang ada zoom yang harus ku ikuti dan nanti malam aku ada kegiatan vicon di Gmeet. 

Ku minta suamiku tuk mengambilkanku seekor cacing di bak tempatku mengolah sampah organik menjadi pupuk, tapi dia tidak berani karna jijik. Badan suamiku tinggi besar ternyata takut juga dengan cacing. 

Berangkatlah aku ke sekolah yang letaknya tak jauh dari rumahku, sekitar 40 meter. Aku hanya tinggal menyeberang jalan menuju gerbang sekolah. Suasana di jalan sudah agak lenggang, biasanya ramai oleh para pegawai kantor yang melintas karena jalan depan sekolahku akses utama menuju pusat kantor di Lombok Barat.

Kepala sekolah dan dua rekan guru sedang berbincang di pintu gerbang sekolah. Ku sapa semua dan ku izin di sana untuk mengajar sebentar untuk memberi tugas siswa kemudian izin untuk pulang lebih awal.

Berbincang sejenak dengan rekan dan mereka memberi saran untuk memberi obat alternatif tipus yaitu cacing. Berbagi pengalaman mereka ungkapkan dan mereka juga mempunyai pegalaman dengan salah satu anggota keluarga mereka yang tipus dan diberi obat rebusan cacing juga.

Ku masuk kelas dengan terlebih dahulu menyapa para siswaku dan menanyakan kabar mereka. Beberapa dari siswa bercerita kalau mereka belum sarapan ketika kutanyakan apakah mereka sudah sarapan ataukah belum.

Pak Eka memasuki kelas dengan meminta siswa membantunya mengambil chromebook di kantor untuk latihan atau sosialisasi ANBK yang akan diisi oleh seorang staf dari LPMP NTB.

Ku izin untuk pulang duluan ke pak Eka dan kata Beliau bahwa kepala sekolah tadi sudah memberitahukan jika aku kan izin. Kupamitan juga pada muridku yang sebelumnya ku beri motivasi dalam mengerjakan ANBK.

Kembali ku lihat Ibad yang masih dikompres. Bibirnya merah begitu juga badannya yang semula putih kini terlihat merah merona karena demam. Suamiku pamitan untuk bekerja. Kini tinggal aku bersama dua putraku di rumah. 

Teringat kembali akan obat alternatif yang akan aku gunakan pada anakku. Ku cari skop kecil di halaman rumahku yang sulit ku temukan karena Pasya menggunakannya kemarin untuk bermain tanah dengan temannya.

Mulai ku gali tanah di belakang rumah. Sebuah bak kecil berwarna biru berisi tanahpun menjadi sasaranku saat aku tak menemukan cacing di timbunan tanah dekat pot bunga.

Cacing berukuran telunjuk orang dewasa kuangkat dengan sekop. Ku cuci tanpa ku sentuh. Cacing bergerak-gerak seperti tak ingin berada di tempat sekarang. Ku rendam terlebih dahulu. Setengah jam kemudian ku rebus air dan ku masukkan cacing itu.

"Sayang mau makan bubur?" tanyaku pada Ibad. Dia mengangguk sebagai tanda setuju. Ku tuangi bubur siap saji ke piring dan ku uleni dengan air rebusan cacing itu. Ku suapi Ibad sampai dia merasa kenyang walaupun hanya beberapa suap. Bubur tertinggal hanya tiga sendok yang tak mampu dia makan.

Moga obat alternatif cacing yang kurebuskan kali ini mujarab hingga anakku tak merasakan sakit tipus lagi.


Mengenal Penerbit Indie

Resume ke-17

Tanggal            : 28 September 2022

Tema                : Mengenal Penerbit Indie

Narasumber    :  Mukminin, S. Pd., M. Pd

Moderator        : Helwiyah



Pelatihan BM tiap malam selalu menampilkan materi yang baru dan menarik baik dari judul maupun isi materi. Kali ini "Mengenal Penerbit Indie" oleh narasumber Cak Inin (panggilan akrab Mukminin, S. Pd., M. Pd). 

Apa ya kira-kira di benak kita saat melihat judul pertemuan kita kali ini? Kalau saya sih kata "Indie" sangat identik dan terbayang Shah Rukh Khan dan pemain film India lainnya. Tapi ... entahlah. Kita ikuti dan simak saja ya materi kita agar kita tidak salah kaprah.



Bunda Ewi (panggilan akrab Helwiyah) alumni BM-20 membuka kelas pelatihan BM-27 dalam pertemuan ke-17 ini dengan bersama-sama membaca Al Basmallah dan disusul dengan sebuah pantun  
Bunga sekuntum Mekar berseri,
Disunting gadis dari Betawi,
Assalamu Alaikum pegiat literasi,
Salam jumpa dengan Bu Ewi

Menurut Bunda Ewi "Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan. Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan. Bagi penulis media, tulisannya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan. Maka,.ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku".

Lanjut Beliau "Guru yg hebat adalah Guru yg berkarya dengan bukti menerbitkan buku. Memberi contoh langsung anak didiknya, ada bukti buku guru yg terbit untuk mendorong anak berkarya dan ikut terbitkan bukunya. Penerbit adalah sahabat penulis".

Pemaparan di bawah ini merupakan pemaparan materi dari Cak Inin tentang materi malam ini. Mari kita simak untaian materi dari Beliau agar kita mendapat ilmu dan dapat mengamalkannya sesuai arahan dari Beliau.

Cak Inin memperkenalkan diri (Alumni BM-8) dengan mengirimkan CV Beliau dan diharapkan agar peserta pelatihan memberikan komentarnya pada CV beliau yang dikirim tersebut pada sebuah blog https://cakinin.blogspot.com/2022/02/usia-56-tahun-aku-berkarya-dan.html




Rekan Cak Inin di BM-8 antara lain: Bu Noralia Purwa Yunita, Bu Musiin, Pak Yulius Roma Patandean, Pak Suharto ( Cing Ato) penulis hebat dan produktif, Bu Aam Nurhasanah, Mayor Nani Kusmayanti dari AL,  dan banyak lagi tidak bisa disebutkan semuanya karena lebih kurang  200 orang. Almuni BM-8 telah banyak melahirkan guru-guru hebat menjadi penulis yang produktif dan menjadi Narasumber di pelatihan BM di PGRI



Cak Inin menjelaskan bahwa Beliau belajar dari nol di usia 55 tahun dengan mengikuti pelatihan 30 kali pertemuan bersama Narsumber hebat PGRI maka lahirlah buku resume Beliau yang sekarang terjual laris manis "Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar" dengan kata Pengantar Dr. Ngainun Naim alhamdulillah 1 bulan yang lalu dilantik dan dikukuhkan menjadi guru besar Prof. Ngainun Naim (Dosen UIN Syahid Ali Rahmatullah, Tulungagung). Karena saya tulis dengan hati dan mengikuti petunjuk mentor kini sudah terjual hampir 500 buku.



Mengenal Penerbit Indie.
Pada zaman milenial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 



Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya. Kata-kata Mutiara sebagai motivasi diri:
  1. "Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib
  2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali
Untuk mewujudkan itu  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Agar Anda  terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya. Setelah itu mari kita pahami cara menulis dan menerbitkan buku.

Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.
Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yg harus dilalui: 
  1. Prawriting
  2. Drafting
  3. Revisi
  4. Editting/ Swasuntin
  5. Publikasi  
Berikut penjabarannya.

1. Prawriting
a.. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention).
b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi
Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting
Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  
Jika tulisan Anda yang berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Di dalam grup BM-27 ini ada penerbit Indie yaitu:
  1.  Oase
  2.  Gemala
  3.  YPTD dan 
  4.  Kamlia Press Lamongan.


Ayo Melek Penerbit Buku 
 ( Penerbit Mayor dan Penerbit Indie ) 

Oleh Mukminin

Bapak ibu sekalian yg hebat, penerbit buku ada macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.


2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor
Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie
kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas coklat halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :
 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat Facebook, Instagram, Whatsapp grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

# Penerbit indie

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.
Sebelum menerbitkan buku marilah kita melek dulu tentang penerbit.

✓ CV Kamlia Press Lamongan.
 Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN, melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 




Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskahdaftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis 

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com atau email: kamilapresslamongan24@yahoo.com
Berikut fasilitasnya: dibuatkan cover buku, layout, Edit, sertifikat Penulis buku, PO buku. Dapat buku ISBN sesuai pesanan. Cetak 10 dapat 10 buku yg 2 buku ke PERPUSNAS tanggung jawab Kamila Press. Nah .....asik Khan .langsung dibuka jalan buat terbitkan buku. Karya yamg mau cetak  nasakahnya dalam word.
 
Urut : judul, kata pengantar, daftar isi, naskah sesuai urutan isi, Daftar pustaka jika ada, sinopsis, dan foto dan biodata penulis Harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).

✓ Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih  
(termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat). Minimal cetak 10 buku mulai 1 SEPTEMBER 2022. 
 


CETAK BUKU A5: 

A. 60 halaman: 
    Cetak 10 buku/ eksp. =  645.000 + Ongkir

B. 70 hlm:  
    Cetak 10 buku = 665.000 + Ongkir

C. 85 hlm : 
    Cetak 10 buku = 673.000 + Ongkir 

D. 90 hlm:
    Cetak 10 Buku = 728.000 + Ongkir 

E. 100 hlm: 
    Cetak 10.Buku = 738.000 + Ongkir

F. 125 hlm: 
    Cetak 10 buku = 764.000 + Ongkir 

G. 150 hlm:
    Cetak 10 buku = 815.000 + Ongkir 

H. 200 hlm: 
    Cetak 10 buku = 855.000 + Ongkir 

I. 250 hlm:
    Cetak 10 buku = 915.000 + Ongkir
 
J. 300 hlm:
    Cetak 10 buku = 970.00 + Ongkir

K.  350 hlm:
    Cetak 10 buku = 1. 120.000 + Ongkir

L.  400 hlm:
    Cetak 10 buku = 1.170.000 + Ongkir

M.  450 hlm:
    Cetak 10 buku = 1.220.000+ Ongkir

M.  450 hlm:
    Cetak 10 buku = 1.220.000+ Ongkir

N. 550 hlm:
    Cetak 10 buku = 1.270.000+ Ongkir

Setelah cetak 10 buku dengan jumlah halaman dan harga tersebut, maka: lebihnya dihitung harga cetak ulang ( CETAKAN BUKU KE-11 dst.) plus ongkir.

1.  Cetak buku 60 hlm Harga @ 22.000
2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @23.000
3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 25. 000
4. Cetak buku 140 hlm harga @ 30.000
5. Cetak buku 150 hlm @ 31.000
6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 42.000
7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  47.000
8. Cetak 320 hlm. Harga @ 48.000
9. Cetak 340 hlm. Harga @ 50.000
10.Cetak 360 hlm. Harga  @ 52.000
11. Cetak 380 hlm. Harga  @ 55.000
12. Cetak 400 hlm. Harga @  57.000
13. Cetak 420 hlm. Harga @  59.000
14. Cetak 440 hlm. Harga @  62.000
15. Cetak 480 hlm. Harga @  65.000
16. Cetak 500 hlm. Harga @ 67.000


Penulis hebat dan Mentor/ Narasumber kita di PGRI yg telah Cak Inin terbitkan yaitu buku Prof. Ngainun Naim, Dr. Wijaya Kusumah ( Om Jay), Suharto ( Cing Ato). Semoga menambah semangat untuk cepat kumpulkan naskah.




"Semoga malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk memotivasi diri mewujudkan  mimpi menjadi penulis sejati" Kutipan dari Narasumber (Bunda Ewi). Amiinnn






Senin, 26 September 2022

Langkah Menyusun Buku secara Sistematis

Resume ke-16

Tanggal        : 26 September 2022

Tema               : Langkah Menyusun Buku secara Sistematis

Narasumber    : Yulius Roma Patandean, S. Pd., M. Pd.

Moderator       : Sim Chung Wei, S. Pd



Pertemuan yang ke-16 kali ini Koko Sim (Alumni BM-26) membuka acara dengan memaparkan susunan acara yaitu:
  1. Pembukaan
  2. Pemaparan materi oleh narasumber
  3. Tanya jawab
  4. Penutup.

Pembukaan dipandu Koko Sim dengan berdo'a sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing agar acara dapat berjalan lancar seperti harapan semua peserta.

Yulius Roma Patandean, S. Pd., M. Pd. sebagai narasumber yang berasal dari Pulau Sulawesi tepatnya dari Tana Toraja. Beliau merupakan sosok yang luar biasa, seorang muda, berkarya dan berprestasi. Lebih jelasnya mari kita lihat profil Beliau di link berikut : : https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html

Berikut aktivitas Pak Yulius yang dipaparkan Koko Sim yaitu Aktif sebagai narasumber di Pelatihan Belajar Menulis dan Workshop Media Pembelajaran. Buku-buku yang telah ditulis: Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020); Digital Transformation: Generasi Muda Indonesia Menghadapi Transformasi Dunia (Penerbit ANDI, 2020); Antologi Puisi Rona Korona Dalam Duka dan Ria (Penerbit Oase Pustaka, 2020); Antologi Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif dari Rumah (Penerbit Tata Akbar, 2020); Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru (Penerbit Pustaka Ilalang, 2020); Tetesan Di Ujung Pena (Penerbit Eduvation, 2021); Merajut Asa Di Badai Korona (Penerbit Gemala, 2021), Flipped Classroom: Membuat Peserta Didik Berpikir Kritis, Kreatif, Mandiri, dan Mampu Berkolaborasi dalam Pembelajaran yang Responsif (Penerbit ANDI, 2021), Metode Belajar Online: Kiat Sukses dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) (YPTD, 2021); Antologi Cerpen Nostalgia (Catatan Pena, 2021); CLBK (Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten) Tips, Cara, Metode dan Strategi Menulis (YPTD, 2021);  Guru Penggerak (Nyalanesia, 2022).

Pak Yulius membuka materinya dengan mengucapkan salam pada seluruh peserta pelatihan. Beliau saat ini sedang menggarap 2 buku, yaitu Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka dan Antologi Puisi Kemerdekaan. Buku pertama adalah pengalaman menjadi instruktur kurikulum merdeka sementara buku kedua adalah bagian dari program pengembangan literasi di sekolah yang saya gagas dan resmikan tepat pada tanggal 17 Agustus 2022 yang lalu. Saya mengadakan lomba menulis puisi dan semua penulis diberi penghargaan pada upacara HUT RI tersebut. Berikut rancangan sampul buku antologinya:


Beliau juga sempat terlibat dalam penulisan book chapter dengan judul Inti Profil Pelajar Pancasila. Bagian tulisan saya adalah contoh praktik baik Profil Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di mana ide itu telah sementara dijalankan di sekolah temapat Beliau mengajar. Kegiatan menulis buku ini masih konsisten dijalankan sampai sekarang tapi lebih fokus menulis buku solo. 


Beliau berterima kasih kepada  Om Jay selaku penggagas program ini, Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit ANDI yang telah membuat nama Beliau juga bisa bertengger di gerai Gramedia.

Langkah menyususn buku Secara Sistematis menurut pak Yulius berdasarkan Pengalamannya:
  1. Terdapat banyak cara yang efektif dalam mengedit dan menyusun naskah buku secara sistematis, salah satunya bisa menggunakan Mendeley. Tetapi pada akhirnya, keberhasilan akan menjadi tanggung jawab penulis ketika ia berusaha untuk mengembangkan gaya dan proses yang sesuai untuk dirinya, terutama bagi kita selaku penulis pemula.
  2.  Selain itu, kita bisa mencari referensi, bantuan penulisan, dengarkan saran, baca contoh-contoh tulisan dari penulis pemula yang telah berhasil, tetapi hal terbaik yang dapat bapak/ibu lakukan adalah mulai menulis. Tuliskan beberapa kata dan lanjutkan....terus menulis dan "buktikan apa yang terjadi", kata Omjay 
  3. Akan ada banyak percobaan dan kekeliruan serta kejenuhan yang akan dialami, tetapi pada titik tertentu, kita hanya perlu menulis. Berhasilnya tulisan tidak akan pernah terjadi jika kita tidak mencobanya, termasuk mengedit naskahnya.
  4. Ketika kita menulis, kita akan menemukan apa yang kita sukai. kita akan memutuskan urutan apa yang ingin dilakukan, dan kita akan mempelajari alat dan perangkat lunak penulisan mana yang paling cocok untuk kita gunakan. Dengan tujuan, akan membuat naskah buku lebih mudah untuk diselesaikan.
  5. Menikmati menulis dan mengedit naskah dengan hanya menggunakan fasilitas murah meriah dari Microsoft Word. Berikut ini tutroialnya lewat channel YouTube pak Yulius: Cara Membuat Daftar Isi, Kutipan, Indeks, dan Daftar Pustaka Otomatis pada link https://youtu.be/eePQwyHAcjw dan Cara Membuat Judul, Bab, dan Sub Judul Tulisan pada Buku secara Otomatis https://youtu.be/jXPr59aWJS.
  6. Setelah menemukan gaya/cara mengedit naskah tulisan dan melakukannya beberapa kali, tentunya kita akan memiliki wawasan sendiri untuk terus dipraktekkan dan kalau perlu dibagikan kepada orang lain. Dunia menulis terus berkembang, dan siapa pun yang telah menulis, entah buku solo, antologi, fiksi atau non fiksi, pastinya akan memiliki pengalaman berharga untuk dilakukan dan dibagikan.
  7. Sebuah buku yang bagus tidak akan pernah membuahkan hasil jika kita tidak memiliki ide buku yang bagus pula untuk memulainya. Kita dapat menulis sesuatu dengan ide apa pun, tetapi terkadang ide itu tidak cukup untuk menyelesaikan keseluruhan buku. Maka, keterampilan menyusun naskah buku yang berserakan sangat penting, karena itu akan membantu menyambungkan ide-ide dari bab-bab yang ada.
  8. Ide bagus bisa datang dari mana saja. Dari kalimat di buku lain hingga percakapan yang kita dengar, atau bisa saja ketik sedang menikmati secangkir kopi Toraja hangat, seperti malam ini.  
  9. Setiap penulis memiliki proses yang berbeda, dan proses tersebut akan berkembang dan berkembang terus ketika kita terus menulis. Jika bapak/ibu adalah penulis pemula, pertimbangkanlah bahwa “saya harus bisa menerbitkan buku solo pertama saya” dengan cara dan gaya saya sendiri. Itu akan sangat berkesan dan bernilai.
  10. Mengedit naskah buku adalah salah satu sesi yang paling akan membosankan, memakan waktu, dan sering membuat frustrasi dalam proses penulisan. Meskipun sama sekali tidak dapat dihindari, mengapa tidak membuatnya lebih mudah dengan melakukan seperti apa yang telah saya praktikkan selama ini. Seya telah terbiasa mengedit naskah tulisan saya, termasuk mengedit naskah buku-buku lainnya.

Dengan berakhirnya pemaparan di atas maka sesi selesai sudah sesi ke dua dan kini berlanjut ke sesi ketiga yaitu tanya jawab. Peserta pelatihan seperti biasa menuliskan pertanyaan yang dikirim ke moderator dan nantinya moderator akan mengirimkannya ke group BM-27.

Tanya jawab dimulai dengan format pertanyaan :
  • Nama :
  • Asal : 
  • Pertanyaan : 
Penanya pertama yaitu 
Nama Darno
Asal : Morotai Maluku Utara
Pertanyaan :
  1. Bagaimana anatomi buku teks pelajaran?
  2. Apa itu mendeley?
  3. utk desain cover apakah dari penulis atau dari penerbit yg desain?

Jawaban dari pak Yulius yaitu "Halo pak Darno dari Morotai Maluku Utara, Salam kenal ya. Saya belum pernah menulis buku pelajaran, kecuali modul. Terkait anatominya mungkin tergantung pada kebutuhan pada penerbit. Bisa saja menggunakan mendeley dalam pengeditan dan finishing naskahnya. Terkait cover biasanya sudah siap dari penerbit, tapibisa juga penulis yang menyiapkan cover"

Pertanyan kedua dari pak Alfred yang menyanyakan tentang Mendeley, dimana pak Yulius mengatakan jika Beliau belum ernah menggunakan Mendeley" dikarenakan Beliau sudah terbiasa menggunakan ms. word. pelatihan yang dijawab oleh pak Yulius dengan singkat, jelas dan padat. 

Pertanyaan ketiga dari Ahmad Fatchudin, Bekasi. 
  1. Ketika kita sudah menemukan ide untuk menulis kemudian di tengah proses ternyata ada ide lain mengenai judul buku yang sama, apa yang harus kita lakukan apakah menyesuaikan atau tetap dengan ide sebelum nya? Mohon pencerahan nya
  2. Pada poin 8 mengenai hasil dari ide ternyata berasal dari pengamatan, apakah tetap harus menggunakan referensi atau seperti apa? Jika menggunakan referensi sebaiknya di ambil dari sumber yang mana? Apakah internet atau yang lain? Terus minimal berapa sumber? 
Berikut jawaban pak Yulius 
  1. Tetap pada ide sebelumnya, ide baru yang bapak temukan yang mirip dengan ide yang bapak sudah tentukan sebagai judul besar buku, jadikan ide baru itu sebagai sebuah BAB untuk memperkuat isi buku bapak. 
  2. Jika bukunya non fiksi ada baiknya menggunakan referensi juga baik dari buku, jurnal atau hasil penelitian sehingga memperkaya wawasan pembaca, termasuk menambah wawasan bagi bapak selaku penulisnya. Referensi pada buku sebenanrya tidak terbatas, tapi biasanya tiga referensi untuk sebuah isu. Sumber referensi bisa dari internet, jurnal, tesis, buku-buku, hasil wawancara, dll....tapi jangan lupa cantumkan sumber referensinya. Cara menyisipkan referensi sudah saya bahas di video tutorial.
Pertanyaan keempat dari Gina Dwi Septiani, Bandung Barat.
Pertanyaan : 
  1. Bagaimana membuat Daftar Pustaka dari website yang tidak ada nama penulis atau tahun dirilisnya? 
  2. Saya tertarik melihat buku karya bapak tentang Flipped Classroom Book, apakah bisa membagikan sekilas tentang isi buku tersebut? Semoga masih tersedia dan bisa membelinya.
Berikut jawaban pak Yulius:
  1. Cara membuat daftar pustaka dari website yang tidak ada nama penulis atau tahun dirilisnya adalah dengan mencantumkan nama websitenya, jika tidak tercantum editor/writer-nya sementara tahun dikosongkan saja. Jika menggunakan teknik input referensi di Ms word....maka daftar pustaka otomatisnya akan diberi kode sendiri oleh word.
  2. Buku ini sudah ada di Google Play https://play.google.com/store/books/details/Flipped_Classroom_Membuat_Peserta_Didik_Berpikir_K?id=DzwzEAAAQBAJ&hl=pa&gl=US dan ada juga di gerai Gramedia.

Begini tampilan dafatar pustaka dari website tanpa pengarang dan tahun terbit dengan menggunakan style Turabian di referensi pada Ms Word:


Pertanyaan kelima dari Tyas dari Jakarta

  1. Sebagai penulis pemula, adakah tantangan/ hambatan dan pengalaman berkesan dari Pak Yulius waktu dulu menerbitkan buku solo pertama kali, dan hal apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan² yang terjadi
  2. Untuk kegiatan pengembangan literasi di sekolah, terutama level SD, sebaiknya dimulai dari mana, dan melalui kegiatan 
Berikut jawaban dari pak Yulius :
  1. Tantangan utamanya adalah ide. Saya masih ingat tulisan pertama saya adalah ibadah hari minggu pertama secara virtual di Tana Toraja. Setelah itu mentok tak tahu mau tulis apa. Cara saya mengembangkan ide adalah mengikuti kegiatan Belajar Menulis ini. Ternyata dari setiap materi yang disampaikan narasumber bisa menjadi satu kesatuan ide untuk menghasilkan sebuah judul buku. Buku solo pertama saya berisi materi dari apra narasumber BM gelombang 9. Tantangan berikutnya adalah jenuh dan keterbatasan waktu. Saya mengakalinya dengan menulis di akhir pekan atau hari libur..ya sedikit banyak mencontoh mentor saya prof Eko.
  2. Lewat cerita bergambar atau kalau di masa kurikulum merdeka saat ini, paling bagus menuliskan tentang P5 murid.

Tambahan kalimat dari pak Yulius yaitu "Pengalaman berharga adalah Kejenuhan.... saya pernah berbincang dengan salah seorang guru berprestasi tingkat nasional. Beliau mengatakan akan ada waktunya bapak akan jenuh menulis jika tidak memiliki tujuan. Jika tujuan menulis hanya sebatas ikut lomba, setelah lomba tersebut, niat menulis akan menurun. Dan itu yang beliau alami. Saya juga kadang jenuh karena keterbatasan waktu dan kesibukan....apalagi saat ini saya disibukkan dengan kehadiran buah hati kedua. Ke sekolah pun dan bahkan mengajar pun di kelas saya terbiasa gendong anak saya. Sehingga kesempatan menulis ikut terkikis untuk menjaga dan bermain dengan anak. Tapi untuk mengatasi kejenuhan itu, pretty baby girl, saya jadikan sumber tulisan dan saya ikutkan lomba menulis....yah...syukurlah dilabeli penulis terbaik".

Lanjut pak Yulius "Menulis lebih mudah dari pada memperbaiki/mengedit naskah buku. Ini terjadi pada saya..ada satu modul ajar kuliah yang saya garap tahun lalu..setelah dikoreksi pihak kampus dan dikembalikan ke saya..sampai sekarang belum kelar...maka memperbaiki ternyata lebih sulit dari merancang naskah buku" 

"Semua kegiatan bisa menjadi sumber ide jika kita mentok ide menulis. Di sela-sela mengajar di sekolah, saya juga harus ikut mengajar secara hybrid/online dari studio Disdik Sulawesi Selatan. Jarak Toraja ke Makassar kurang lebih 300 km saya tempuh. Belum lagi ikut kegiatan Google Master Trainer, Pendidikan Guru Penggerak dan implementasi kurikulum merdeka plus jaga anak ... tapi semuanya saya jadikan catatan-catatan kecil di laptop agar kelak menjadi sebuah buku" ungkap Beliau.

Berikut kata bijak dari pak Yulius "Seorang penulis lima buku kemungkinan besar lebih terkenal daripada penulis yang hanya menerbitkan satu buku. Agar lebih dikenal dan mendapatkan lebih banyak, maka sering-seringlah menulis dan mempublikasikan. Bapak/ibu dapat menulis 1-3 buku yang diterbitkan sendiri setiap tahun dengan ide yang bersumber dari keadaan di sekitarnya."

Sesi terakhir yaitu penutup dengan mengucapkan terima kasih dari Koko Sim kepada pak Yulius atas materinya malam ini serta ucapan terima kasim pada Om Jay sebagai penggagas kelas ini. Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan tersebut makan acara pelatihan BM-27 yang ke-16 ditutup.

Semoga dengan mengikuti petunjuk dan arahan dari pak Yulius tentang langkah menyusun buku secara sistematis akan dapat kita terapkan dengan baik dan menghasilkan buku solo yang dinanti serta terbitnya buku-buku yang lain dengan terus menulis hingga kita mendapatkan tulisan indah yang kita impikan dalam karya buku.





Minggu, 25 September 2022

Inspirasi Menulis

Tema            : Mengatasi Wrinter's Block

Tanggal        : 26 September 2022

Judul            : Inspirasi Menulis

Penyusun      : Suartini Iklima, S. Pd



Pagi kala matahari bersinar di ufuk timur memancarkan cahaya violetnya yang memberi semangat membahana pada semesta alam untuk memulai aktivitas akan hal positif yang harapannya akan sukses seperti mimpi indah yang menghiasi malam tak kala tidur dalam rudupnya cahaya rembulan. 

Mencari ide untuk menulis memang bagi saya kadang tersaa sulit dan kadang pula terasa mudah. Sulit jika memang inspirasi tidak muncul apalagi ditengah kesibukan yang deadline ataupun rurinitas yang dalam benak tidak memberikan ruang untuk ide dalam menulis. Sulit juga jika sudah mulai menulis dan di tengah perjalanan berhenti seketika atau biasa di sebut Writer's Block seperti kita berjalan jauh dan di tengah jalan butuh istirahat untuk melepas penat dan butuh energi untuk melanjutkan perjalanan panjang dan berliku.

Menulis terasa mudah jika ada ide yang muncul dan langsung dituangkan dalam sebuah karya tulisan walaupun hanya berupa goresan-goresan pendek atau berbentuk peta fikiran. Parahnya jika punya ide tetap tidak segera dituangkan karena dapat menyebabkan lupa bahkan ada perasaan menyesal jika ide itu hilang tanpa jejak karena disadari ide tidak dapat muncul disetiap waktu.

Writer's block atau kehilangan ide dalam menulis sangat mengganggu dan membuat galau bahkan hal terburuknya panik. Semakn panik, ide kadang kala semakin menjauh. Termasuk pengalaman menulis tulisan ini. 

Tak pandang waktu dan tempat writers block dapat menghampiri siapapun terutama saya sebagai penulis pemula. Saya jadi teringat bagaimana saat Writer's Block melanda ketika mengisi essay untuk mendaftar sebagai Calon Guru Penggerak. Tiap satu soal ditentukan jumlah karakter kata, bahkan ada yang sampai 5.000 kata. Kalimat yang sulit saya rangkai karena kadang temanya sedikit tapi untuk mencapai karakter kata yang diharapkan terlalu panjang bagi saya. Satu tema kadang saya bolak balikkan kalimatnya yang penting mencapai karakter yang diinginkan.

Pengalaman menulis essay ternyata setelah saya bertemu dengan kelompok ternyata mereka juga mengalaminya. Bahkan ada rekan yang bercerita bahwa ada yang palgiat dari buku dan internet sehingga menyebabkan tidak lulus. Jadi keterampilan menulis memang sangat rendah. Beruntungnya saya adalah mengikuti grup Belajar Menulis Gelombang 27 yang menghantarkan saya lebih mudah menuangkan ide dalam bahasa tulisan.

Pengalaman yang tidak bisa saya lupa juga saat saya mempunyai ide di ruang IGD ketika anak kecil saya sakit. Tak ada kertas dan pulpen bahkan handphone yang biasa saya pakai untuk menuliskan ketika ada ide, saat itu digunakan anak untuk menghibur dia yang baru selesai ditusuk jarum untuk diinfus.

Ide saat di IGD adalah tugas membuat video yang akan diunggah ke youtube tentang "Nilai dan Peran Guru Penggerak". Bergegas meminjam kertas di salah satu petugas medis tapi yang diberi secarik lembaran untuk membungkus puyer obat yang ukurannya tidak lebih besar dari ukuran telapak tangan orang dewasa. Bergegas suami saya ke mobil untuk mencari kertas tetapi yang didapat amplop yang saya buka menjadi selembar kertas. Pastinya sangat cukup buat saya menuangkan ide.

Cobaan kembali menerpa keesokan harinya. Ketika ada ide tetapi tidak ada tempat menuangkannya. Sekitar tiga puluh meter dari klinik ada Alfamart buka di sana.  Ku jejaki jalan dengan berjalan kaki untuk membeli pulpen dan buku kecil. Di kamar 201 tempat anak diopname, saya coba menuangkan ide yang ketika itu ada tugas dari group WA tentang membuat puisi dari akronim keluarga. 

Ide ketika muncul memang harus dituangkan. Saat ditulis tulisan inipun saya buat di dalam kelas ketika siswa saya sedang istirahat. Saya takut ide menulis saya buyar hingga mengalami writer's block. 

Saya sering kali tidak memperdulikan apakah tulisan saya layak dibaca ataukah tidak. Bagi saya, menulis adalah hal yang penting untuk menuangkan segala inspirasi baik dalam kehidupan nyata ataupun dalam imajinasi. Orang boleh tidak menyukai tulisan saya tapi buat saya tulisan adalah hal bermakna dalam hidup saya.

Komentar dari orang boleh kita jadikan masukan dan semangat buat kita menulis dengan tetap memperbaiki diri dalam menulis. Hari ini boleh kurang baik tulisan kita baik dalam penyajian tampilan ataupun kosa kata yang kita gunakan. Tapi yakinlah semua merupakan proses belajar kita. Jadi dinikmati saja.

Tidak ada penulis hebat yang memulai menulis langsung tulisannya hebat tetapi penulis hebat juga memulai belajar seperti kita. Ketekunan menulis adalah rahasia menciptakan karya tulisan. Seperti bayi, memulai belajar dari merangkat, berjalan dengan dibimbing hingga pandai berlari sendiri walaupun berkali-kali jatuh. Filosofinya saat kita jatuh merupakan keadaan saat Writer's Block melanda.

Ribuan pengalaman hidup, dapat dituangkan dalam tulisan. Ide dari perjalann hidup pasti akan sangat seru bahkan akan lebih mudah dituangkan dalam bahasa tulis karena dialami langsung yang menurut saya Writer's Block akan lebih sedikit kita alami. 

Menulislah seperti air yang mengalir. Tanpa henti dan tanpa beban. Jika sudah selesai ditulis barulah kita cek kembali sebelum mengirim atau menerbitkannya atau dengan melakukan Proofreading. Mengecek tulisan, apakah harus dikurangi atau ditambahkan kata ataupun kalimatnya. Cek penulisan apakah sesuai EYD. Tampilannya sudah baik atau tidak.

Motivasi diri dari diri sendiri yang paling utama jika ingin menulis. Orang memberi motivasi walaupun hebat tetapi jika motivasi dari kita lemah maka akan jadi percuma. Gerakkan diri sendiri terlebih dahulu. Jika sudah kita tergerak untuk menulis maka tulisan kita pasti akan terwujud.

Jika hati sudah tergerak untuk menulis, kini saatnya kita untuk bergerak menuliskan semua ide kita menjadi tulisan yang kita anggap bermakna. Di tengah jalan writer's Block melanda maka istirahatlah dengan healing. Tiap orang pasti punya cara mengatasinya. Saya mengatasi Writer's Block jika di rumah dengan memandagi anggrek atau bahkan menyemprotnya denga air walupun malam hari, kadang kala dengan karaoke tergantung situasi yang ada.

Langkah selanjutnya yaitu menggerakkan. Melakukan gerakan menggerakkan orang-orang disekitar untuk berliterasi dan menulis. Saya lakukan dengan memulai mengirim karya tulisan saya di blog ke group sekolah terlebih dahulu. Langkah ini akan memberikan motivasi pada rekan untuk menulis yag dimulai dari membaca. 

Berbicang disela istirahat juga dapat dilakukan untuk menggerakkan rekan. Yakinlah pasti akan ada yang akan tergerak hatinya untuk menulis yang akan dimulai dari tulisan sederhana yang nantinya menghasilkan kara yang luar biasa.

Kemampuan menulis merupakan kemampuan tersulit. Orang pintar berbicara, berhitung tetapi sulit menuangkan ide dan fikirannya. Jadi mari kita galakkkan literasi dimulai dari diri kita untuk tergerak menulis, bergerak menulis dan terakhir menggerakkan rekan untuk menulis. Moga hal positif dari tulisan yang kita buat menjadi inspirasi buat semuanya.


"Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan"

Jumat, 23 September 2022

Konsep Buku Non Fiksi

Resume Ke-15

Tanggal            : 23 September 2022

Tema                : Konsep Buku Non Fiksi

Narasumber      : Musiin, M. Pd

Moderator        : Arofiah Afifi


Tak terasa kita sudah memasuki pertemuan ke-15. Kali ini tentang konsep buku non fiksi. Pertemuan sebelumnya yang ke-10 oleh pak Sudomo tentang cerita fiksi. 

Apa yang ada di benak kita ketika membahas cerita non fiksi? Saya sih mikirnya perjalanan kehidupan nyata seseorang berbeda dengan fiksi yang hanya rekaan atau khayalan. Ingin lebih mengetahui bagaimana konsep buku non fiksi? Yuk kita simak pemaparan dari narasumber kali ini dengan membaca resume sampai akhir.

Bunda Arofiah mengawali pertemuan dengan menyampaikan acara seperti pertemuan sebelumnya yaitu pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab, dan penutup. Pembukaan dengan bersama-sama membaca Al Basmallah.

Bunda Arofiah memperkenalkan narasumber yaitu Bunda Iin (panggilan akrab Musiin, M. Pd) dari kota Kediri, guru bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Tarokan Kabupaten Kediri Jawa Timur. Kecintaannya terhadap profesi guru Bahasa Inggris mengantarkannya lolos sebagai peserta dalam Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. Prestasi yang luar biasa.

Bunda Iin merupakan alumni BM-8. Beliau memiliki segudang aktivitas dan prestasi seperti penggiat sosial, entrepreneurship,  penggiat literasi handal.  Beliau juga penuh ide, cerdas, berinovasi dan semangat berbagi.

Karya beliau dalam buku yang telah berhasil menghias indah di toko buku Gramedia secara online maupun offline yang berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi yang merupakan tantangan dari menulis  Prof. Eko Indrajit.
 
Bunda Iin memulai materinya dengan menyapa para peserta dan mengirimkan foto sebagai penyemangat peserta untuk terus menulis. Berikut foto tentang hasil karya buku para peserta menulis gelombang 8 yang berhasil masuk ke toko buku Gramedia dan ke berbagai toko online. 

Ungkap Bunda "Saya secara pribadi telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi saya untuk menulis. Saya yakin Bapak Ibu pasti akan menjadi juara yang mampu mengalahkan ketakutan yang muncul dari diri sendiri. Ketakutan itu akan menghambat untuk berkarya. Mengapa kita harus menulis? Mengapa saya tergerak, dan bergerak untuk menulis?." Kalimat-kalimat ini sangat penuh makna dan membangkitkan semangat untuk kita mulai menulis.



"Gambar di atas merupakan salah satu penyemangat diri untuk menulis. There a Book Inside You? Jawabannya 1000% PASTI. Menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak". Jelas Bunda Iin.

Berikut kutipan Bunda Iin yang saya petik dari group Whatsapp: 

Kita sudah melalui berjuta-juta kejadian yang kita belum tulis dan hanya menjadi story di Whatsapp saja yang akan terhapus dalam 24 jam. Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Sebelum menulis buku, Bapak ibu harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis.
Alasan saya ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.
Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa saya ingin menjadi penulis





Buku nonfiksi adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Berikut ini adalah contoh-contoh buku nonfiksi,
1. Buku Pedoman
2. Buku Teks
3. Buku Pelajaran
4. Buku Motivasi
5. Buku Filsafat
6. Buku Sains Populer
7. Kamus
8. Ensiklopedia
10. Biografi
11. Otobigrafi
12. Memoar

Ciri-ciri buku nonfiksi
1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal       
2. Menggunakan bahasa yang denotatif.
3. Isi buku berkaitan dengan fakta
4. Tulisan bersifat ilmiah popular
5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Tiga Pola penulisan buku nonfiksi :
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara). Pola yang Bunda Iin pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Lima langkah penulisan buku: 
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

Untuk saat ini yang lagi viral,   misalnya pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
9. Survey
10. Wawancara
Untuk itu kita harus selalu terus membaca, dan berpikir kritis. Tujuannya adalah kita bisa menangkap fenomena alam, maupun sosial dengan cerdas.

Semua murid semua guru harus menjadi pedoman kita, supaya kita terus belajar. Tema yang bunda Iin angkat di buku adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet dan sebagai catatan buku tersebut ditulis di awal pandemi Covid-19, sehingga kita tidak bisa pergi ke mana-mana. Bunda Iin hanya mengandalkan sumber yang berasal dari internet.

 Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
 
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini Bunda Iin ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bunda Iin mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be. 

Anatomi buku nonfiksi.
Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Jika nanti Peserta BM mengikuti uji kompetensi sebagai penulis di  Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis Editor Profesional (LSP PEP), maka anatomi buku tersebut akan ditanyakan.

Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.
 
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Media sosial merupakan hambatan yang muncul. Semoga ini tidak menjadi hambatan, namun menjadi trigger untuk sukses menjadi penulis besar.



Acara tanya jawabpun dimulai dengan peserta BM mengrimkan pertanyaan ke Bunda Arofiah. Pertanyaan pertama dari Ibu Dian Palembang tentang Blog yang dibuat berbentuk artikel apakah bisa dijadikan buku. Menurut Bunda Iin yaitu kita dapat menulis buku dari kumpulan Artikel yang kita tulis diblog dimana nanti akan dibantu oleh tim untuk mencetak tulisan-tulisan di blog menjadi sebuah buku yang ber-ISBN.
 
Opini atau esai di dalam suatu lomba, pasti berdasar suatu tema yang telah ditentukan. Esai atau opini yang bagus berdasarkan ketajaman analisis, pemaparan yang baik dan runtut. Uraian itu juga dilengakapi dengan argumentasi yang kuat dan dalam. Tulisan kita juga harus mudah dipahami oleh pembaca. Itu bisa menghasilkan esai yang bagus, kita harus banyak membaca. Dengan banyak membaca, pengetahuan dan wawasan kita akan luas dan selalu update.

Pertanyaan kedua dari Ahmad Fachrudin Bekasi yaitu ketika kita menulis buku praktek, tetapi di dalam buku tersebut terdapat beberapa bab utama, yang memerlukan teori, apakah teori tersebut di pusatkan diawal buku atau lebih baik di taruh pada bab tersebut? 

Bunda Iin mengatakan bahwa Buku praktik merupakan buku yang banyak sekali peminatnya, karena jenis buku ini bisa menjadi buku saku yang mudah dan praktis. Kita bisa memasukkan teori di dalam buku tersebut, namun jangan terlalu banyak. Buku tersebut harus bersifat aplikatif. Jika terlalu banyak teori maka hal tersebut tidak sesuai dengan judul dan tujuan buku tersebut. Bapak bisa menampilkan banyak gambar yang menarik untuk menunjukkan proses praktik. Bapak bisa menggunakan aplikasi canva ketika membuat buku tersebut supaya menarik.

Lanjut Bunda Iin bahwa teori-teori yang ingin disampaikan bisa diletakkan di bawah atau sebagai catatan yang penempatannya mencolok mata. Teorinya sedikit namun dalam dan menimbulkan keingintahuan untuk mencari lebih jauh. Hal ini bisa disiasati dengan meletakkan barcode yang berisi tautan ke materi yang berkaitan dengan teori.

Semoga perjalanan menulis kita menjadi langkah awal suksesnya keterampilan menulis yang saat ini berada diurutan terbawah. Mari kita galakkan literasi dengan mulai tergerak menulis dan bergerak menulis hingga menciptakan karya yang akan menjadi jejak hidup kita.

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...