Jumat, 23 September 2022

Konsep Buku Non Fiksi

Resume Ke-15

Tanggal            : 23 September 2022

Tema                : Konsep Buku Non Fiksi

Narasumber      : Musiin, M. Pd

Moderator        : Arofiah Afifi


Tak terasa kita sudah memasuki pertemuan ke-15. Kali ini tentang konsep buku non fiksi. Pertemuan sebelumnya yang ke-10 oleh pak Sudomo tentang cerita fiksi. 

Apa yang ada di benak kita ketika membahas cerita non fiksi? Saya sih mikirnya perjalanan kehidupan nyata seseorang berbeda dengan fiksi yang hanya rekaan atau khayalan. Ingin lebih mengetahui bagaimana konsep buku non fiksi? Yuk kita simak pemaparan dari narasumber kali ini dengan membaca resume sampai akhir.

Bunda Arofiah mengawali pertemuan dengan menyampaikan acara seperti pertemuan sebelumnya yaitu pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab, dan penutup. Pembukaan dengan bersama-sama membaca Al Basmallah.

Bunda Arofiah memperkenalkan narasumber yaitu Bunda Iin (panggilan akrab Musiin, M. Pd) dari kota Kediri, guru bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Tarokan Kabupaten Kediri Jawa Timur. Kecintaannya terhadap profesi guru Bahasa Inggris mengantarkannya lolos sebagai peserta dalam Short Course di SEAMEO RELC Singapura tahun 2015. Prestasi yang luar biasa.

Bunda Iin merupakan alumni BM-8. Beliau memiliki segudang aktivitas dan prestasi seperti penggiat sosial, entrepreneurship,  penggiat literasi handal.  Beliau juga penuh ide, cerdas, berinovasi dan semangat berbagi.

Karya beliau dalam buku yang telah berhasil menghias indah di toko buku Gramedia secara online maupun offline yang berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi yang merupakan tantangan dari menulis  Prof. Eko Indrajit.
 
Bunda Iin memulai materinya dengan menyapa para peserta dan mengirimkan foto sebagai penyemangat peserta untuk terus menulis. Berikut foto tentang hasil karya buku para peserta menulis gelombang 8 yang berhasil masuk ke toko buku Gramedia dan ke berbagai toko online. 

Ungkap Bunda "Saya secara pribadi telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi saya untuk menulis. Saya yakin Bapak Ibu pasti akan menjadi juara yang mampu mengalahkan ketakutan yang muncul dari diri sendiri. Ketakutan itu akan menghambat untuk berkarya. Mengapa kita harus menulis? Mengapa saya tergerak, dan bergerak untuk menulis?." Kalimat-kalimat ini sangat penuh makna dan membangkitkan semangat untuk kita mulai menulis.



"Gambar di atas merupakan salah satu penyemangat diri untuk menulis. There a Book Inside You? Jawabannya 1000% PASTI. Menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak". Jelas Bunda Iin.

Berikut kutipan Bunda Iin yang saya petik dari group Whatsapp: 

Kita sudah melalui berjuta-juta kejadian yang kita belum tulis dan hanya menjadi story di Whatsapp saja yang akan terhapus dalam 24 jam. Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Sebelum menulis buku, Bapak ibu harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis.
Alasan saya ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.
Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa saya ingin menjadi penulis





Buku nonfiksi adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Berikut ini adalah contoh-contoh buku nonfiksi,
1. Buku Pedoman
2. Buku Teks
3. Buku Pelajaran
4. Buku Motivasi
5. Buku Filsafat
6. Buku Sains Populer
7. Kamus
8. Ensiklopedia
10. Biografi
11. Otobigrafi
12. Memoar

Ciri-ciri buku nonfiksi
1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal       
2. Menggunakan bahasa yang denotatif.
3. Isi buku berkaitan dengan fakta
4. Tulisan bersifat ilmiah popular
5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Tiga Pola penulisan buku nonfiksi :
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara). Pola yang Bunda Iin pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Lima langkah penulisan buku: 
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

Untuk saat ini yang lagi viral,   misalnya pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
9. Survey
10. Wawancara
Untuk itu kita harus selalu terus membaca, dan berpikir kritis. Tujuannya adalah kita bisa menangkap fenomena alam, maupun sosial dengan cerdas.

Semua murid semua guru harus menjadi pedoman kita, supaya kita terus belajar. Tema yang bunda Iin angkat di buku adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet dan sebagai catatan buku tersebut ditulis di awal pandemi Covid-19, sehingga kita tidak bisa pergi ke mana-mana. Bunda Iin hanya mengandalkan sumber yang berasal dari internet.

 Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
 
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini Bunda Iin ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet 

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bunda Iin mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be. 

Anatomi buku nonfiksi.
Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Jika nanti Peserta BM mengikuti uji kompetensi sebagai penulis di  Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis Editor Profesional (LSP PEP), maka anatomi buku tersebut akan ditanyakan.

Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.
 
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Media sosial merupakan hambatan yang muncul. Semoga ini tidak menjadi hambatan, namun menjadi trigger untuk sukses menjadi penulis besar.



Acara tanya jawabpun dimulai dengan peserta BM mengrimkan pertanyaan ke Bunda Arofiah. Pertanyaan pertama dari Ibu Dian Palembang tentang Blog yang dibuat berbentuk artikel apakah bisa dijadikan buku. Menurut Bunda Iin yaitu kita dapat menulis buku dari kumpulan Artikel yang kita tulis diblog dimana nanti akan dibantu oleh tim untuk mencetak tulisan-tulisan di blog menjadi sebuah buku yang ber-ISBN.
 
Opini atau esai di dalam suatu lomba, pasti berdasar suatu tema yang telah ditentukan. Esai atau opini yang bagus berdasarkan ketajaman analisis, pemaparan yang baik dan runtut. Uraian itu juga dilengakapi dengan argumentasi yang kuat dan dalam. Tulisan kita juga harus mudah dipahami oleh pembaca. Itu bisa menghasilkan esai yang bagus, kita harus banyak membaca. Dengan banyak membaca, pengetahuan dan wawasan kita akan luas dan selalu update.

Pertanyaan kedua dari Ahmad Fachrudin Bekasi yaitu ketika kita menulis buku praktek, tetapi di dalam buku tersebut terdapat beberapa bab utama, yang memerlukan teori, apakah teori tersebut di pusatkan diawal buku atau lebih baik di taruh pada bab tersebut? 

Bunda Iin mengatakan bahwa Buku praktik merupakan buku yang banyak sekali peminatnya, karena jenis buku ini bisa menjadi buku saku yang mudah dan praktis. Kita bisa memasukkan teori di dalam buku tersebut, namun jangan terlalu banyak. Buku tersebut harus bersifat aplikatif. Jika terlalu banyak teori maka hal tersebut tidak sesuai dengan judul dan tujuan buku tersebut. Bapak bisa menampilkan banyak gambar yang menarik untuk menunjukkan proses praktik. Bapak bisa menggunakan aplikasi canva ketika membuat buku tersebut supaya menarik.

Lanjut Bunda Iin bahwa teori-teori yang ingin disampaikan bisa diletakkan di bawah atau sebagai catatan yang penempatannya mencolok mata. Teorinya sedikit namun dalam dan menimbulkan keingintahuan untuk mencari lebih jauh. Hal ini bisa disiasati dengan meletakkan barcode yang berisi tautan ke materi yang berkaitan dengan teori.

Semoga perjalanan menulis kita menjadi langkah awal suksesnya keterampilan menulis yang saat ini berada diurutan terbawah. Mari kita galakkan literasi dengan mulai tergerak menulis dan bergerak menulis hingga menciptakan karya yang akan menjadi jejak hidup kita.

4 komentar:

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...