Senin, 26 September 2022

Langkah Menyusun Buku secara Sistematis

Resume ke-16

Tanggal        : 26 September 2022

Tema               : Langkah Menyusun Buku secara Sistematis

Narasumber    : Yulius Roma Patandean, S. Pd., M. Pd.

Moderator       : Sim Chung Wei, S. Pd



Pertemuan yang ke-16 kali ini Koko Sim (Alumni BM-26) membuka acara dengan memaparkan susunan acara yaitu:
  1. Pembukaan
  2. Pemaparan materi oleh narasumber
  3. Tanya jawab
  4. Penutup.

Pembukaan dipandu Koko Sim dengan berdo'a sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing agar acara dapat berjalan lancar seperti harapan semua peserta.

Yulius Roma Patandean, S. Pd., M. Pd. sebagai narasumber yang berasal dari Pulau Sulawesi tepatnya dari Tana Toraja. Beliau merupakan sosok yang luar biasa, seorang muda, berkarya dan berprestasi. Lebih jelasnya mari kita lihat profil Beliau di link berikut : : https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html

Berikut aktivitas Pak Yulius yang dipaparkan Koko Sim yaitu Aktif sebagai narasumber di Pelatihan Belajar Menulis dan Workshop Media Pembelajaran. Buku-buku yang telah ditulis: Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020); Digital Transformation: Generasi Muda Indonesia Menghadapi Transformasi Dunia (Penerbit ANDI, 2020); Antologi Puisi Rona Korona Dalam Duka dan Ria (Penerbit Oase Pustaka, 2020); Antologi Menciptakan Pola Pembelajaran Efektif dari Rumah (Penerbit Tata Akbar, 2020); Antologi Kisah Inspiratif Sang Guru (Penerbit Pustaka Ilalang, 2020); Tetesan Di Ujung Pena (Penerbit Eduvation, 2021); Merajut Asa Di Badai Korona (Penerbit Gemala, 2021), Flipped Classroom: Membuat Peserta Didik Berpikir Kritis, Kreatif, Mandiri, dan Mampu Berkolaborasi dalam Pembelajaran yang Responsif (Penerbit ANDI, 2021), Metode Belajar Online: Kiat Sukses dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) (YPTD, 2021); Antologi Cerpen Nostalgia (Catatan Pena, 2021); CLBK (Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten) Tips, Cara, Metode dan Strategi Menulis (YPTD, 2021);  Guru Penggerak (Nyalanesia, 2022).

Pak Yulius membuka materinya dengan mengucapkan salam pada seluruh peserta pelatihan. Beliau saat ini sedang menggarap 2 buku, yaitu Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka dan Antologi Puisi Kemerdekaan. Buku pertama adalah pengalaman menjadi instruktur kurikulum merdeka sementara buku kedua adalah bagian dari program pengembangan literasi di sekolah yang saya gagas dan resmikan tepat pada tanggal 17 Agustus 2022 yang lalu. Saya mengadakan lomba menulis puisi dan semua penulis diberi penghargaan pada upacara HUT RI tersebut. Berikut rancangan sampul buku antologinya:


Beliau juga sempat terlibat dalam penulisan book chapter dengan judul Inti Profil Pelajar Pancasila. Bagian tulisan saya adalah contoh praktik baik Profil Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di mana ide itu telah sementara dijalankan di sekolah temapat Beliau mengajar. Kegiatan menulis buku ini masih konsisten dijalankan sampai sekarang tapi lebih fokus menulis buku solo. 


Beliau berterima kasih kepada  Om Jay selaku penggagas program ini, Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit ANDI yang telah membuat nama Beliau juga bisa bertengger di gerai Gramedia.

Langkah menyususn buku Secara Sistematis menurut pak Yulius berdasarkan Pengalamannya:
  1. Terdapat banyak cara yang efektif dalam mengedit dan menyusun naskah buku secara sistematis, salah satunya bisa menggunakan Mendeley. Tetapi pada akhirnya, keberhasilan akan menjadi tanggung jawab penulis ketika ia berusaha untuk mengembangkan gaya dan proses yang sesuai untuk dirinya, terutama bagi kita selaku penulis pemula.
  2.  Selain itu, kita bisa mencari referensi, bantuan penulisan, dengarkan saran, baca contoh-contoh tulisan dari penulis pemula yang telah berhasil, tetapi hal terbaik yang dapat bapak/ibu lakukan adalah mulai menulis. Tuliskan beberapa kata dan lanjutkan....terus menulis dan "buktikan apa yang terjadi", kata Omjay 
  3. Akan ada banyak percobaan dan kekeliruan serta kejenuhan yang akan dialami, tetapi pada titik tertentu, kita hanya perlu menulis. Berhasilnya tulisan tidak akan pernah terjadi jika kita tidak mencobanya, termasuk mengedit naskahnya.
  4. Ketika kita menulis, kita akan menemukan apa yang kita sukai. kita akan memutuskan urutan apa yang ingin dilakukan, dan kita akan mempelajari alat dan perangkat lunak penulisan mana yang paling cocok untuk kita gunakan. Dengan tujuan, akan membuat naskah buku lebih mudah untuk diselesaikan.
  5. Menikmati menulis dan mengedit naskah dengan hanya menggunakan fasilitas murah meriah dari Microsoft Word. Berikut ini tutroialnya lewat channel YouTube pak Yulius: Cara Membuat Daftar Isi, Kutipan, Indeks, dan Daftar Pustaka Otomatis pada link https://youtu.be/eePQwyHAcjw dan Cara Membuat Judul, Bab, dan Sub Judul Tulisan pada Buku secara Otomatis https://youtu.be/jXPr59aWJS.
  6. Setelah menemukan gaya/cara mengedit naskah tulisan dan melakukannya beberapa kali, tentunya kita akan memiliki wawasan sendiri untuk terus dipraktekkan dan kalau perlu dibagikan kepada orang lain. Dunia menulis terus berkembang, dan siapa pun yang telah menulis, entah buku solo, antologi, fiksi atau non fiksi, pastinya akan memiliki pengalaman berharga untuk dilakukan dan dibagikan.
  7. Sebuah buku yang bagus tidak akan pernah membuahkan hasil jika kita tidak memiliki ide buku yang bagus pula untuk memulainya. Kita dapat menulis sesuatu dengan ide apa pun, tetapi terkadang ide itu tidak cukup untuk menyelesaikan keseluruhan buku. Maka, keterampilan menyusun naskah buku yang berserakan sangat penting, karena itu akan membantu menyambungkan ide-ide dari bab-bab yang ada.
  8. Ide bagus bisa datang dari mana saja. Dari kalimat di buku lain hingga percakapan yang kita dengar, atau bisa saja ketik sedang menikmati secangkir kopi Toraja hangat, seperti malam ini.  
  9. Setiap penulis memiliki proses yang berbeda, dan proses tersebut akan berkembang dan berkembang terus ketika kita terus menulis. Jika bapak/ibu adalah penulis pemula, pertimbangkanlah bahwa “saya harus bisa menerbitkan buku solo pertama saya” dengan cara dan gaya saya sendiri. Itu akan sangat berkesan dan bernilai.
  10. Mengedit naskah buku adalah salah satu sesi yang paling akan membosankan, memakan waktu, dan sering membuat frustrasi dalam proses penulisan. Meskipun sama sekali tidak dapat dihindari, mengapa tidak membuatnya lebih mudah dengan melakukan seperti apa yang telah saya praktikkan selama ini. Seya telah terbiasa mengedit naskah tulisan saya, termasuk mengedit naskah buku-buku lainnya.

Dengan berakhirnya pemaparan di atas maka sesi selesai sudah sesi ke dua dan kini berlanjut ke sesi ketiga yaitu tanya jawab. Peserta pelatihan seperti biasa menuliskan pertanyaan yang dikirim ke moderator dan nantinya moderator akan mengirimkannya ke group BM-27.

Tanya jawab dimulai dengan format pertanyaan :
  • Nama :
  • Asal : 
  • Pertanyaan : 
Penanya pertama yaitu 
Nama Darno
Asal : Morotai Maluku Utara
Pertanyaan :
  1. Bagaimana anatomi buku teks pelajaran?
  2. Apa itu mendeley?
  3. utk desain cover apakah dari penulis atau dari penerbit yg desain?

Jawaban dari pak Yulius yaitu "Halo pak Darno dari Morotai Maluku Utara, Salam kenal ya. Saya belum pernah menulis buku pelajaran, kecuali modul. Terkait anatominya mungkin tergantung pada kebutuhan pada penerbit. Bisa saja menggunakan mendeley dalam pengeditan dan finishing naskahnya. Terkait cover biasanya sudah siap dari penerbit, tapibisa juga penulis yang menyiapkan cover"

Pertanyan kedua dari pak Alfred yang menyanyakan tentang Mendeley, dimana pak Yulius mengatakan jika Beliau belum ernah menggunakan Mendeley" dikarenakan Beliau sudah terbiasa menggunakan ms. word. pelatihan yang dijawab oleh pak Yulius dengan singkat, jelas dan padat. 

Pertanyaan ketiga dari Ahmad Fatchudin, Bekasi. 
  1. Ketika kita sudah menemukan ide untuk menulis kemudian di tengah proses ternyata ada ide lain mengenai judul buku yang sama, apa yang harus kita lakukan apakah menyesuaikan atau tetap dengan ide sebelum nya? Mohon pencerahan nya
  2. Pada poin 8 mengenai hasil dari ide ternyata berasal dari pengamatan, apakah tetap harus menggunakan referensi atau seperti apa? Jika menggunakan referensi sebaiknya di ambil dari sumber yang mana? Apakah internet atau yang lain? Terus minimal berapa sumber? 
Berikut jawaban pak Yulius 
  1. Tetap pada ide sebelumnya, ide baru yang bapak temukan yang mirip dengan ide yang bapak sudah tentukan sebagai judul besar buku, jadikan ide baru itu sebagai sebuah BAB untuk memperkuat isi buku bapak. 
  2. Jika bukunya non fiksi ada baiknya menggunakan referensi juga baik dari buku, jurnal atau hasil penelitian sehingga memperkaya wawasan pembaca, termasuk menambah wawasan bagi bapak selaku penulisnya. Referensi pada buku sebenanrya tidak terbatas, tapi biasanya tiga referensi untuk sebuah isu. Sumber referensi bisa dari internet, jurnal, tesis, buku-buku, hasil wawancara, dll....tapi jangan lupa cantumkan sumber referensinya. Cara menyisipkan referensi sudah saya bahas di video tutorial.
Pertanyaan keempat dari Gina Dwi Septiani, Bandung Barat.
Pertanyaan : 
  1. Bagaimana membuat Daftar Pustaka dari website yang tidak ada nama penulis atau tahun dirilisnya? 
  2. Saya tertarik melihat buku karya bapak tentang Flipped Classroom Book, apakah bisa membagikan sekilas tentang isi buku tersebut? Semoga masih tersedia dan bisa membelinya.
Berikut jawaban pak Yulius:
  1. Cara membuat daftar pustaka dari website yang tidak ada nama penulis atau tahun dirilisnya adalah dengan mencantumkan nama websitenya, jika tidak tercantum editor/writer-nya sementara tahun dikosongkan saja. Jika menggunakan teknik input referensi di Ms word....maka daftar pustaka otomatisnya akan diberi kode sendiri oleh word.
  2. Buku ini sudah ada di Google Play https://play.google.com/store/books/details/Flipped_Classroom_Membuat_Peserta_Didik_Berpikir_K?id=DzwzEAAAQBAJ&hl=pa&gl=US dan ada juga di gerai Gramedia.

Begini tampilan dafatar pustaka dari website tanpa pengarang dan tahun terbit dengan menggunakan style Turabian di referensi pada Ms Word:


Pertanyaan kelima dari Tyas dari Jakarta

  1. Sebagai penulis pemula, adakah tantangan/ hambatan dan pengalaman berkesan dari Pak Yulius waktu dulu menerbitkan buku solo pertama kali, dan hal apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan² yang terjadi
  2. Untuk kegiatan pengembangan literasi di sekolah, terutama level SD, sebaiknya dimulai dari mana, dan melalui kegiatan 
Berikut jawaban dari pak Yulius :
  1. Tantangan utamanya adalah ide. Saya masih ingat tulisan pertama saya adalah ibadah hari minggu pertama secara virtual di Tana Toraja. Setelah itu mentok tak tahu mau tulis apa. Cara saya mengembangkan ide adalah mengikuti kegiatan Belajar Menulis ini. Ternyata dari setiap materi yang disampaikan narasumber bisa menjadi satu kesatuan ide untuk menghasilkan sebuah judul buku. Buku solo pertama saya berisi materi dari apra narasumber BM gelombang 9. Tantangan berikutnya adalah jenuh dan keterbatasan waktu. Saya mengakalinya dengan menulis di akhir pekan atau hari libur..ya sedikit banyak mencontoh mentor saya prof Eko.
  2. Lewat cerita bergambar atau kalau di masa kurikulum merdeka saat ini, paling bagus menuliskan tentang P5 murid.

Tambahan kalimat dari pak Yulius yaitu "Pengalaman berharga adalah Kejenuhan.... saya pernah berbincang dengan salah seorang guru berprestasi tingkat nasional. Beliau mengatakan akan ada waktunya bapak akan jenuh menulis jika tidak memiliki tujuan. Jika tujuan menulis hanya sebatas ikut lomba, setelah lomba tersebut, niat menulis akan menurun. Dan itu yang beliau alami. Saya juga kadang jenuh karena keterbatasan waktu dan kesibukan....apalagi saat ini saya disibukkan dengan kehadiran buah hati kedua. Ke sekolah pun dan bahkan mengajar pun di kelas saya terbiasa gendong anak saya. Sehingga kesempatan menulis ikut terkikis untuk menjaga dan bermain dengan anak. Tapi untuk mengatasi kejenuhan itu, pretty baby girl, saya jadikan sumber tulisan dan saya ikutkan lomba menulis....yah...syukurlah dilabeli penulis terbaik".

Lanjut pak Yulius "Menulis lebih mudah dari pada memperbaiki/mengedit naskah buku. Ini terjadi pada saya..ada satu modul ajar kuliah yang saya garap tahun lalu..setelah dikoreksi pihak kampus dan dikembalikan ke saya..sampai sekarang belum kelar...maka memperbaiki ternyata lebih sulit dari merancang naskah buku" 

"Semua kegiatan bisa menjadi sumber ide jika kita mentok ide menulis. Di sela-sela mengajar di sekolah, saya juga harus ikut mengajar secara hybrid/online dari studio Disdik Sulawesi Selatan. Jarak Toraja ke Makassar kurang lebih 300 km saya tempuh. Belum lagi ikut kegiatan Google Master Trainer, Pendidikan Guru Penggerak dan implementasi kurikulum merdeka plus jaga anak ... tapi semuanya saya jadikan catatan-catatan kecil di laptop agar kelak menjadi sebuah buku" ungkap Beliau.

Berikut kata bijak dari pak Yulius "Seorang penulis lima buku kemungkinan besar lebih terkenal daripada penulis yang hanya menerbitkan satu buku. Agar lebih dikenal dan mendapatkan lebih banyak, maka sering-seringlah menulis dan mempublikasikan. Bapak/ibu dapat menulis 1-3 buku yang diterbitkan sendiri setiap tahun dengan ide yang bersumber dari keadaan di sekitarnya."

Sesi terakhir yaitu penutup dengan mengucapkan terima kasih dari Koko Sim kepada pak Yulius atas materinya malam ini serta ucapan terima kasim pada Om Jay sebagai penggagas kelas ini. Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan tersebut makan acara pelatihan BM-27 yang ke-16 ditutup.

Semoga dengan mengikuti petunjuk dan arahan dari pak Yulius tentang langkah menyusun buku secara sistematis akan dapat kita terapkan dengan baik dan menghasilkan buku solo yang dinanti serta terbitnya buku-buku yang lain dengan terus menulis hingga kita mendapatkan tulisan indah yang kita impikan dalam karya buku.





3 komentar:

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...