Galau dalam Vicon

 Galau dalam Vicon

Oleh    : Suartini Iklima

Siang selepas mengajar. Suara adzan melantun indah mengusir penatnya dari pagi memenuhi tugas utama mengabdi pada murid. Teringat akan tanggal ini, 22 September 2022. Ada vicon antar sesama CGP dengan membersamai instruktur dari Sumbawa yaitu Wisnhu Suprihadi. Kegalauan muncul karena tak kudapai info tentang waktu kegiatan.

Ku chat group A. S. A untuk menanyakan waktu pelaksanaan vicon. Ternyta, kemarin sudah ada info yang karena kekurang telitianku membacanya menyebabkanku tidak mengetahui infonya. 

Pukul 15.30 vicon akan dimulai dan rencana akan berakhir pukul 17.00. Ku bergegas pulang agar dapat istirahat walau sejenak untuk menghilangkan lelahku dan mempersiapkan diri untuk berkolaborasi tentang nilai dan peran Guru Penggerak.

Lelapku dalam mimpi yang tak ku ingat sama sekali. Suara anakku bermain game membangunkan ku akan waktunya vicon. Terkejut ketika ku lihat jam dinding yang hampir pukul 15.30. Ku bergegas mengambil dua laptop dan ku nyalakan dengan masih otakku setengah sadar. 

Sudah banyak peserta CGP yang kulihat di layar. Acara belum dimulai. Pak Wisnhu sedang mengecek kehadiran peserta satu persatu. Masih ada bebarapa yang belum hadir. Perkiraan peserta sekitar enam puluhan sedangkan yang hadir baru dua puluhan. 

Ku nyalakan hp dengan mengikuti vicon dengan membuka group Fasil Imam Jayadi, dimana sudah ada link untuk masuk vicon. Jadi ku ikuti acara dengan dua laptop dan satu hp karena berjaga-jaga jika ada kemungkinan aku mengalami gangguan.

Sepuluh menit berjalan aman, ku lihat satu laptopku baterainya mau habis dan pengecasannya tidak berfungsi seperti biasa. Padahal laptop ini andalanku karena laptop yang satunya bisu, jika berbicara tidak akan terdengar walaupun sudah mengunakan earphone. Baterai laptop yang pertamapun habis. 

Mulailah muncul kegalauanku yang membuat rasa ngantukku sirna. Harapanku tinggal laptop yang bisu dan hp yang baterainya tinggal 52%. Rencanaku, jika diberi kesempatan berbicara akan menggunakan hp.

Berkali-kali ku rice hand tetapi tidak berkesempatan menjawab. Ku pandangi dan ku eja materi yang sepertinya tertekan, dimana huruf "t" seperti huruf "G" tapi hurufnya tidak persis "G" karena ada dua titik (") di atas huruf itu. Entah huruf apa itu. Mungkin huruf luar negeri yang tertranslate.

Galau semakin menerpa otakku. Melihat aku yang sering terlempar dari room di hp yang menjadi satu-satunya harapan untuk aktif dalam forum. Terhenyak hampir menangis rasa di dada. 

Pukul 17.10 Wita, zoom masih berjalan tetapi hampir mau selesai. Kegiatanpun akhirnya diakhiri dengan acara foto bersama. 

Tulisan ini ditulis sebagai bentuk penerapan "Menulis Semudah Ceplok Telur". Moga menginspirasi untuk terus berliterasi. Salam Literasi.