Selasa, 06 September 2022

Koneksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara degan Pembelajaran di Kelas

Selasa, 6 September 2022

Tema            : Koneksi Kerangka Berfikir Ki Hajar Dewantara dengan Pembelajaran di Kelas 

Penulis        : Suartini Iklima, S.Pd


Kesimpulan dan Penjelasan Mengenai Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara (KHD) merupakan Bapak Pendidikan Indonesia. Hari kelahiran Beliau 2 Mei dijadikan hari pendidikan nasional Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, Beliau merupakan menteri pendidikan pertama di Indonesia. Berbagai pemikiran dan tulisan Beliau, banyak dijadikan referensi dalam dunia pendidikan terutama saat ini sedang dijadikan kajian utama. Pendidikan Guru Penggerak menjadikan landasan utama pemikiran Beliau. 

Semboyan KHD dengan menggunakan bahasa Jawa, yang berbunyi Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya MangunKarsa, Tut Wuri Handayani, artinya bahwa yang di depan memberi contoh, yang di tengah  memberi semangat, dan yang di belakang memberi dorongan. 

Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat anak, baik kodrat alam (sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada) maupun kodrat zaman. Pendidikan merupakan tempat bersemainya benih-benih kebudayaan dimana pendidikan tidak hanya ditunjukkan untuk mendapatkan nilai yang baik tetapi untuk menjemput atau mendapatkan kebudayaan. Kebudayaan tidak boleh diam tetapi harus selalu berubah sesuai dengan zaman yang berlaku. 

Relefansi KHD yaitu:
1. Keharusan memandang anak dengan rasa hormat
2. Berorientasi pada anak
3. Semua yang kita lakukan dibidang pendidikan harus bebas dari segala ikatan
4. Sucikan hati dalam mendekati anak
5. Tidak untuk meminta sesuatu pada anak tetapi menghamba pada anak.

Menurut KHD juga bahwa bermain adalah dunia anak-anak. Dalam menanamkan pembelajaran dapat dilakukan melalui permainan sehingga anak akan lebih mudah memahami nilai pembelajaran yang merupakan bentuk dari menghamba pada anak. Permainan-permainan tradisional sesuai dengan sosio kultur masyarakat yang ada di lingkungan siswa, seperti masyarakat suku Sasak memiliki permainan tradisional misalnya selodor, begangsigan, peresean, beledokan, dengkleq, kaleng dan lain-lain. Tiap daerah pasti memiliki permainan tradisional. Permainan tradisional ataupun tradisi daerah setempat merupakan hasil dari olah cipta, olah rasa, dan olah karsa. 

Kebudayaan harus terus bergerak dan berubah sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pertukaran kebudayaan dengan tujuan untuk menguatkan identitas dari masing-masing kebudayaan itu. Esensi dari nilai kebudayaan merupakan niai kemanusiaan. Keberagaman itu membiarkan semua anak berbeda-beda sesuai dengan keunikan sendiri pada anak tersebut. 

Prinsip melakukan yaitu dengan azaz Trikon yaitu
1. Kontinuitas
    Dialog kritis dengan sejarah, dalam maju ke depan, tidak lupa akar nilai budaya yang hakiki dari masyarakatnya. Nilai esensi budaya dari masyarakat harus selalu dipegang teguh.
2. Konvergens
    Pendidikan harus memanusiakan dan memperkuat kemanusiaan yang ada dalam diri kita.
3. Konsentris
     Keberagaman pendidikan itu harus memerdekakan dan sesuai dengan kodrat anak. 

Budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti. Budi berarti pikiran, perasaan. Pekerti berarti tenaga. Berarti budi pekerti adalah sifat jiwa manusia yang dimulai dari angan-angan  hingga menghasilkan tenaga. Menurut KHD yang berubah adalah Cipta (memperhalus fikiran), rasa (perasaan), karsa/raga (menyehatkan fisik). Kesempurnaan budi pekerti akan membawa anak menjadi insan yang bijaksana. 
 
Refleksi dari Pengetahuan dan Pengalaman Baru

 Sebagai guru kita harus memerdekakan anak, membiarkan anak pada kodrat alam dan zamanya agar dapat menjadikan anak menjadi insan yang bijaksana. Dunia anak merupakan dunia bermain. Dalam memberi pendidikan agar anak mudah memahami maka diperlukan permainan. Sosio kultural dapat menciptakan cipta, rasa, dan karsa. Relefansi Ki Hajar Dewantara yaitu keharusan memandang anak dengan rasa hormat, berorientasi pada anak, semua yang kita lakukan dibidang pendidikan harus bebas dari segala ikatan, sucikan hati dalam mendekati anak, tidak untuk meminta sesuatu pada anak tetapi menghamba pada anak.

Dengan mempelajari relefansi KHD diharapkan guru sebagai pendidik dapat mengamalkannya. Perubahan yang saya alami setelah mempelajari pemikiran KHD bahwa pendidikan berorientasi pada anak dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zamannya sehingga dapat menjadikan murid yang bijaksana. 

Setelah mempelajari pemikiran Beliau saya secara prbadi akan berusaha mempraktikkannya dengan mendekati anak dengan penuh kasih sayang. Begitu juga harapan dari semua orang yang menghendaki pendidikan yang bermakna.

Pengalaman di Kelas Berdasarkan Pemikiran KHD

Pembelajaran yang menarik yang gunakan salah satunya adalah yang mengikuti kodrat zaman yaitu penilaian atau evaluasi dengan menggunakan Quizizz dan beberapa platform permainan dengan game. Anak zaman sekarang sudah terbiasa bahkan tidak bisa lepas dengan hp atau gatget bahkan banyak game-game yang mereka mainkan. Dengan media hp anak tanpa mereka sadari mengerjakan soal melalui fitur game yang dikemas menarik.

HP juga dapat digunakan dalam mendesai pembelajaran misalnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok diberi tugas berbeda-beda, misalnya tentang cara pernafasan hewan. Tugas siswa di kelompoknya misalnya kelompok 1 membahas tentang alat pernafasan lebah, kelompok 2 cacing, kelompok 3 burung, kelompok 4 bebek. Masing-masing kelompok mencari referensinya di google (siswa diberi wi-fi sekolah gratis) dengan menuliskan nama hewan, gambar hewan, dan alat pernafasannya.

Tugas di kerjakan pada sebuah manila yang dibagikan guru (menghamba pada murid) dan guru juga membagikan spidol dan penggaris. Guru dapat berkeliling ke masing-masing kelompok untuk menuntun tugasnya sampai mereka dapat menemukan dan menerik kesimpulan sendiri.

Masing-masing kelompok menempelkan hasil diskusinya pada tempat yang ada (dinding, papan). Tiap kelompok diwakili seorang murid mengambil stick note. Tiap kelompok berdiri di depan pekerjaannya dengan membentuk kereta api. Guru memandu murid untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif. Tiap kelompok berkeiling sesuai dengan arahan guru dengan memberi waktu yang ditentukan guru. Tiap kelompok berkeliling dari kelompok 1 ke kelompok lain secara teratur. Tiap kelompok menuliskan komentarnya sesuai dengan pengetahuannya dengan menggunakan stick note yang ditempelkan pada kertas manila kelompok yang mereka komentari.  

Tiap kelompok diberi waktu untuk mempresentasikan pendapatnya, sehingga murid berani berbicara mempertahankan pendapat kelompoknya atau menerima masukan dari kelompok lain.

Diakhir kegiatan guru dapat menanyakan kesan mereka terhadap materi hari itu sebagai bentuk refleksi dengan tidak lupa melakukan energezer atau ice breaking di awal, di tengah, dan di akhir pelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...