Selasa, 06 September 2022

Mengatasi Wrinter's Block

Resume ke-7

Tanggal            : 5 September 2022

Tema                : Mengatasi Wrinter's Block

Narasumber     : Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr

Moderator       : Raliyanti



Pelatihan Belajar Menulis PGRI kali ini bertajuk tentang Bagaimana mengatasi Wrinter Block (WB) dengan membersamai narasumber dan moderator cantik dengan senyum tipisnya. Bunda Rali merupakan alumi BM ke-20. Bunda membuka acara pelatihan dengan bersama-sama membaca Al Basmalah agar pelatihan berjalan dengan baik. Dilanjutkan dengan memperkenalkan narasumber kali ini yaitu  Bunda Ditta yang merupakan seorang guru dengan banyak prestasinya. 

Melihat foto Bunda Ditta, mengingatkan akan murid saya keturunan suku Sasak dengan Cina yang sangat mirip dengan wajah beliau. Tetapi jika ingin mengetahui profil Bunda Ditta lebih jelasnya, bisa di buka pada link berikut https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html. 

Membaca tulisan Wrinter Block kira-kira apa ya yang ada di benak kita? Saya meraba-raba arti dari Wrinter's Block  yaitu wrinter's itu tulisan, dan block itu tidak bisaBerarti wrinter's Block artinya tidak bisa menulis. Moga aja tebakan saya benar he he he.Untuk mengetahui kebenaran ataupun informasi lebih lanjut tentang WB, mari kita ikuti resume ini sampai akhir berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bunda Ditta.

Awal pertemuan, Bunda membagikan sebuah gambar yaitu arti dari WB :


    Dilanjutkan dengan Bunda Ditta memberikan sebuah pertanyaan yang dijawab peserta BM yaitu apa yang dilakukan saat mentok atau wrinter's block dalam menulis.. Beberapa jawaban peserta antara lain :
1. Membuat kerangka tulisan
2. Istirahat dan tidur
3. Menonton acara TV, membaca
4. Healing
5. Membaca buku referensi
6. Berhenti sejenak
7. Melakukan peregangan otot atau berhenti menulis dan beristirahat
8. Minum minuman yang mengandung vitamin C atau D serta pergi rekreasi
9. Pergi jalan-jalan,. 
10. Melihat status whatsapp teman
11. Membuka instagram, youtube.
dan masih banyak lagi jawaban dari peserta. 

Menurut Bunda bahwa WB bisa menyerang siapa saja, penulis pemula ataupun sudah ahli karena WB umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis yang artinya, orang yang sudah memiliki komitmen tinggi dalam menulis pun, masih bisa terserang WB.. Sebagian dari tanda kita terserang WB yaitu sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. WB bisa menyerang di awal, tengah, maupun akhir tulisan.

Bebagai macam hal yang bisa orang lakukan, dimana tiap orang mengetahui bagaimana healing yang biasa dilakukan secara sadar ataupun tidak. Sejatinya, tiap orang mempunyai kepekaaan ataupun adaptasi yang dilakukan, dengan tidak membiarkan kejenuhan dan WBk melanda terlalu lama. ketika WB melanda maka kita harus segera sadar dan cepat ambil tindakan untuk menyingkirkan. 

Pendapat Bunda penyebab WB antara lain:
1. Mencoba metode dan topik baru 
   Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya. Solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB yaitu mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis. atau membaca referensi baru untuk menambah wawasan dan mencari sumber inspirasi menulis.

2. Stres.
    Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Jenuh, pikiran dan hati kita tak bisa diajak kompromi untuk menulis.Solusinya adalah healing, jalan-jalan, atau melakukan hobi lainnya, jeda sejenak dari aktivitas menulis kita. Seperti hoby Bunda yaitu dengan membaca komik. Berikut adalah salah satu komik yang dibaca Bunda Ditta,
sehingga dapat menghasilkan tulisan kembali seperti pada link  https://www.kompasiana.com/ditta13718/62f70a3da1aeea1a6f67a084/belajar-dari-webtoon
Meskipun stres menjadi salah satu sebab datangnya WB, sebetulnya menulis pun bisa menjadi salah satu obatnya. Dalam dunia psikologi, dikenal dengan istilah "Menulis Ekspresif". Dimana orang-orang dg kasus tertentu akan diminta untuk menulis ekspresif. Menuliskan pengalaman traumatisnya, serta 'perasaan' pada saat atau setelah mengalami hal tersebut. Berbagai penelitian menunjukkan orang yang menulis ekspresif akan memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Harus tetap mencintai diri kita sendiri. Jangan sampai terlalu lelah fisik dan mental. Keduanya harus seimbang kesehatannya.

3. Terlalu perfeksionis
    Menulis masih berfikir siapa yang akan membaca tulisan, tulisan sudah baik atau tidak (takut dibilang jelek), ejaannya sudah benar atau tidak. Pemikiran sempurna justru yang akan menghambat kita dalam menghasilkan karya.
Sudah pernah nulis artikel. Banyak banget yang baca. Berikutnya malah fokus gimana supaya banyak yang baca lagi, yakinlah bahwa para penulis hebat pun terkadang masih terus merevisi tulisnnya.
Bila kita ingat-ingat lagi, bukankah beberapa buku sampai ada yang Edisi 2, 3, 4 dengan keterangan revisi di bagian A, B, C, D. Jadi, tak sempurna itu manusiawi. Tak selalu orang yang membaca tulisan kita akan berkomentar baik. Setidaknya tetap yakin tulisan kita akan menemukan takdir pembacanya.

Bunda Ditta mengungkapkan bahwa memunculkan ide supaya ide kita tidak kena WB baik pada saat di awal, tengah maupun di akhir yaitu saat ide datang, segera tangkap! Tulis garis besar tulisan kita tentang ide tersebut sampai tuntas. Tak apa berupa poin. Nanti bisa kita kembangkan kemudian. Jadi, meski terserang WB, kita sudah tahu harus dibawa kemana arah tulisan kita karena kita sudah punya outline nya.Menulis itu ibarat berkendara. Akan sampai, bila kita tahu tujuan akhir yang ingin kita capai dan jalan mana yang harus kita tempuh.

Ketika kita mendapat ide maka kita dapat segera menulisnya seperti menggunakan voice note atau notepad atau bahkan bisa ditulis di WA. Kalau Bunda Ditta di WA suami, saya biasanya mengirim ke WA anak saya he he he. Sebelas duabelas nih sama Bunda Ditta.

Jadi kesimpulan pelatihan kita kali ini bahwa WB dapat menyerang siapa saja. Sebagai manusia kita punya cara tersendiri dalam mengatasinya seperti healing. Tidak membiarkan WB menghampiri kita terlalu lama. Cara terbaik mengatasi WB adalah dengan mengenali penyebabnya dan bila mendapat kendala gunakan skala prioritas. Mana yang harus diselesaikan lebih awal, dan mana yang bisa diakhirkan. Selalu jaga kesehatan fisik dan mental. Moga kita selalu bisa berkarya dengan tetap fokus pada komitmen awal kita menjadi penulis. Amin.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...