Jumat, 14 Oktober 2022

Menulis di Kala Sakit

 Resume ke-24

Tanggal            : 14 Oktober 2022

Tema                : Menulis di Kala Sakit

Narasumber     : Suharto, M. Pd

Moderator        : Raliyanti

Materi pelatihan kali ini bertepatan dengan kondisi saya yang sudah tiga hari kurang sehat tapi hari ini sudah agak baikkan, sudah mulai bisa duduk yang sebelumnya tidur dan ditemani obat. Dari siang tadi sudah bisa membuka laptop mempersiapkan diri menghadapi zoom pukul 14.30-17.00 Wita tadi. Walau dengan suara yang lemah dan berusaha aktif dikegiatan. Sekarang sudah mulai berangsur-angsur pulih dengan tenaga yang belum 100% normal.

Tugas resume yang ke-23 tidak mampu saya tulis dan ikuti karena waktu kegiatan sedang sakit-sakitnya apalagi kegiatannnya melalui zoom yang tidak bisa saya rangkum isinya dikarenakan tidak mengikuti kelas via zoom waktu itu. Solusi dari rekan peserta yaitu dengan melihat resume peserta lain dengan menuliskan kembali mengguakan bahasa sendiri. Alhamdulillah dapat terselesaikanjuga resume ke-23 yang ditulis selama satu jam. Terima kasih rekan peserta terutama Bunda Astukah dan Bunda Ummu Syadza.

Menunggu pelatihan ke-24 dengan melihat gambar pelatihan mlam ini di group WAG BM-27. Saya coba-coba isi blog terlebih dahulu sebagai pendahuluan, nanti tinggal mengisi materi yang disampaikan oleh nasrasumber.

Mendekati waktu pelatihan. Salah seorang menulis pantun:

Makan bakso dihari jumat.

Melintasi danau naik rakit.

Bapak ibu ayo semangat

Menyimak materi menulis dikala sakit.

Ramai WAG dibuat oleh pantun tersebut dengan candaan dari beberapa orang senior peserta.

Bunda Rali mengunci WAG untuk memulai kelas pelatihan dengan meminta izin ke peserta menulis.

Bunda Rali membuka pelatihan dengan berdo'a bersama sesuai dengan agama dan keyakinan.

Acara Pelatihan BM-27 yang ke-24 dengan susunan acara sebagai berikut:

  1. Pembukaan
  2. Pemaparan materi oleh Narasumber (Suharto, M. Pd)
  3. Tanyajawab (dikirim ke moderator 081586462152)
  4. Penutup.
Bunda Rali menerangkan sedikit CV tentang Cing Ato (Sapaan akrab Suharto, M. Pd) bahwa Beliau adalah laki-laki yang mampu menginspirasi dimana orang catcatpun mampu menulis sedangkan orang yang sehat belum tentu mampu menulis. 

Menulis menjadi bagian dalam diri yang mana tulisan dapat menjadi bermanfaat bagi orang lain. Cing Ato merupakan seorang yang karena kecintaannya pada dunia tulis menulis membuat hidupnya lebih berkah walaupun kesehatan yang sempat luput dalam hidupnya berangsur kembali, salah satunya karena keajaiban dari menulis. Beliau tetap menulis walau pun dalam keadaan sakit.

Lumpuh bukan halangan untuk terus berbagi dan menginspirasi. Seorang yang tekun belajar walau pun dalam keadaan sakit dan tetap berpikir bagaimana dengan kondisinya saat ini beliau masih bisa bermanfaat bagi orang lain.

Berikut CV Cing Ato yang merupakan guru MTS 5 Jakarta. Berkarya menerbitkan buku dan merambah pula ke dunia desain cover buku dan Youtuber ungkap Bunda Rali.



Beberapa link youtube Cing Ato https://www.youtube.com/watch?v=uye6FLj30GU dan https://youtu.be/0NzRFL_2j88

Berikut materi dari Cing Ato. Mari kita simak yang saya petik dari WAG BM-27.

Fuji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala nikmat yang diberikan terutama nikmat sehat, sehingga bisa belajar bersama dengan sahabat-sahabat super.

Salawat dan salam tercurahkan kepada Nabi penutup akhir zaman Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaat beliau di Yaumil Qiyamah. Aamiin.

Sahabat-sahabat Literasi

Sebelum terlalu jauh, saya akan menyapa terlebih dahulu kepada kepala suku sekaligus suhu kita bapak DR. Wijaya Kusumah (Om Jay). Semoga sehat dan sukses selalu. Aamiin.

Juga kepada tim solid om Jay yang super kreatif. Semoga pada sehat dan sukses selalu.

Tidak ketinggalan pula tuk moderator kita yang cantik bunda Raliyanti yang malam ini membersamai saya selama dua jam. Semoga sehat dan sukses selalu. Aamiin.

Terima kasih untuk semuanya yang masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi pengalaman. Pada pertemuan ini saya hanya bercerita/berbagi pengalaman MENULIS DI KALA SAKIT.


Foto sekitar tahun 2017 ketika awal menulis.
Saya termasuk orang yang tidak bisa menulis, sehingga menjadi guru sudah puluhan tahun tidak ada karya tulis yang dihasilkan. Saya menulis berawal karena butuh sebuah karya tulis, baik yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Kebetulan saya seorang ASN. Dahulu kenaikan pangkat sangat mudah. Namun, ketika saya berada pada golongan III.d. dan ingin naik golongan ke IV.a. persyaratan wajib harus mempunyai karya tulis ilmiah dan buku penunjang lainnya.

Akhirnya saya mencari pelatihan menulis lewat medsos (Facebook). Ketika saya men-scroll FB ada pelatihan di Wisma UNJ yang diselenggarakan oleh komunitas sejuta guru ngeblog (KSGN) bertemulah saya dengan orang -orang hebat. Siapa mereka? Sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu: Bang Namin, Om Jay, Om Dedi, dan yang lainnya.



Hampir tiga kali pelatihan saya ikuti kegiatan KSGN. Dari sinilah, saya dapat kunci bagaimana caranya menulis. 

Pada pelatihan pertama saya dapat ilmu tentang menulis PTK. Pada pelatihan ke-2 sekitar tgl 27-29 Desember 2016 di Wisma UNJ. Dari sini saya dapat menulis buku Antologi perdana dengan judul Bukan Guru Biasa.



Pada pelatihan ke-3 tentang public speaking, kebetulan salah satu materinya tentang menulis dan narasumbernya Om Jay. Dari Om Jay saya menemukan kunci bagaimana menulis. Itupun disebabkan saya bertanya kepada beliau. Saya bertanya tentang bagaimana cara memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana cara mengakhiri sebuah tulisan?

Masih saya ingat dari jawaban beliau, yaitu: tulis apa yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan, dan lainnya.

Pertanyaan saya terpilih sebagai pertanyaan yang mewakili keinginan Om Jay. Alhamdulillah, dapat hadiah dari Om Jay

Pulang dari pelatihan saya menulis apa yang saya bisa dan alami. Hampir setiap hari menulis satu artikel.  Sambil menulis saya tidak berhenti mencari Pelatihan menulis lagi lewat medsos.

Saya lihat ada pelatihan di daerah Cipanas Jawa barat yang diselenggarakan oleh komunitas menulis Media Guru. Saya daftar dan pada tanggal 27-29 Desember 2017 saya ikut pelatihan menulis. Selama tiga hari dua malam saya ikut.

Hampir dua tahun berturut-turut saya berkelana mencari ilmu tentang menulis. Meninggalkan anak dan istri dengan biaya lumayan.


Murid Om Jay yang semuanya jadi narasumber
Dari pelatihan ini terbitlah buku solo perdana dengan judul "Mengejar Azan" buku perdana ini kemudian saya pinta teman untuk melukisnya, lalu saya berikan bingkai dan saya letakkan di depan meja kerja.



Sebuah kebahagiaan tersendiri buat saya, bangga rasanya mempunyai buku. Teman-teman banyak yang mengapresiasi dan membeli buku perdana saya.

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba badai tornado meluluhlantahkan kebahagiaan. Dengan hitungan jam tubuh ini lunglai, semua syaraf mati, seluruh tubuh tidak bergerak, lidah tertarik, urat wajah pun tertarik, suara hilang, dan nafaspun tidak bisa. Akhirnya nafas dibantu oksigen dan ventilator.



Seluruh tubuh tak bergerak di ruang IGD

1 bulan 13 hari dirawat di ruang ICU. Dengan hitungan hari tubuh yang besar lagi tingi tinggal tulang berbalut kulit. Banyak teman bilang sepertinya Cing Ato tidak ada harapan. 

Di ruang ICU tidak ada perubahan, lalu dipindah ke ruang yang lebih intensif, ruang HCU. Ditemani oleh 2 suster dan 1 dokter yang jaga. Hampir 3 bulan dirawat di ruang HCU.

Dokter sudah pesimis dan mendiagnosa bahwa saya tidak akan lepas dari ventilator. Pihak rumah sakit ingin mengusir, tapi istri berjuang agar tidak diusir dari rumah sakit. Istri pinta sampai lepas ventilator boleh saya bisa pulang.

Tiba-tiba pada suatu malam ventilator rusak, saya sudah pasrah jika malam itu dipanggil menghadap sang maha kuasa. Ternyata pagi-pagi saya masih hidup. Mungkin di antara penyebab saya masih bernafas karena ada doa dari orang-orang saleh.

Sebenarnya jika ventilator rusak, saya sudah lewat. Lebih lanjut bisa dibaca di buku" GBS Menyerangku; Kisah seorang guru bergulat dengan penyakit langkah dengan menulis" yang berminat bisa hubungi saya. (Promo he he he)


Setelah lepas ventilator, saya bisa pulang dalam kondisi memakai oksigen. Pulang dari rumah sakit masih dalam kondisi sakit. 


Tidak bisa bergerak

Hampir satu tahun seluruh tubuh tak bergerak, setelah itu mulai satu persatu bergerak. Hari-hari hanya terbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, hampir saja stress.

Ketika sedang melamun, tiba-tiba ada suara gawai istri yang tertinggal di rumah. Saya pintu asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada di alasi bantal lalu tempat tidurnya ditinggikan bagian kepala sehingga bisa melihat gawai.

 Saya coba menyentuhnya, ternyata bisa. Saya sangat gembira. Ketika istri pulang ngajar langsung saya pinta gawai saya yang selama setahun lebih tidak pernah digunakan. Istri langsung membelikan kartu baru. Mulailah saya melacak Facebook, butuh waktu tiga hari baru terlacak password-nya.

Mulailah saya menulis. Saya menulis dengan satu tema, yaitu tentang motivasi hidup. Hampir setiap hari saya selalu menulis. Malam mencari ide dan ba'da subuh menulisnya. Saya tidak bisa tidur kalau belum ketemu ide.

Senin sampai Jumat menulis motivasi. Sabtu dan Minggu saya menulis tentang apa yang sedang saya alami dan rasakan. Semua tulisan saya share ke Facebook. Banyak yang mengapresiasi dan menunggu tulisan saya berikutnya.

Tak ketinggalan pula Om Jay  sempat kaget dengan apa yang saya posting/share di medsos. Om Jay vicol saya, padahal suara saya belum jelas. Om Jay mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis di gelombang 8. Saya ikuti pelatihan semampu saya.

Saya tidak lulus, Karena tidak menyetor resume. Tetapi materinya saya simpan di blog dan wordpress. Setelah ada waktu senggang baru saya jadikan buku.

Ini resume para narasumber saya ikat disini.

Alhamdulillah, dengan mengikuti pelatihan menulis PGRI menambah nutrisi tulisan saya lebih hidup. Akhirnya lahirlah buku perdana ketika sakit, dengan judul GBS Menyerangku. Secara bersamaan terbit buku kedua, judul Menuju Pribadi Unggul; Seni Menata Diri. Buku ini di bawah bimbingan pak Akbar Zaenudin.



Ini menulis secara bersamaan setiap hari satu sampai dua artikel.

Selanjutnya secara estafet terbit buku-buku yang lainnya. Seperti buku motivasi, memor, cerpen, novel Betawi, tentang menulis, dan lainnya. Sampai hari ini sudah 12 buku solo yang berhasil diterbitkan. Dan yang ke 12, yaitu Menulis di Kala Sakit.


Masih ada dua yang belum diterbitkan,  calon buku ke -13 dan 14, yaitu : Catatan harian sang guru dan catatan harian guru Blogger Madrasah.


Alhamdulillah, cover saya buat sendiri. Jika sahabat mau dibuatkan silahkan gratis.

Saya juga sedang menulis buku puisi dan pantun. 
1. Kedatangan para youtuber ( Chanel Akbar Zaenudin "Guru Inspiratif" dan Chanel Sutrisno Muslim "Kesempatan Kedua Mengubahku"


Link youtube: Terkena Penyakit GBS. Lumpuh seluruh tubuh. Menulis menjadi terapi https://youtu.be/qhzk01Z7y4w.
2. Mendapatkan Penghargaan "Pahlawan Pendidikan" dari Bang Japar Jakarta.

3. Menjadi Narasumber pelatihan menulis di  Komunitas belajar menulis di KSGN PGRI.
Bahkan baru saja sahabat literasi minta saya mengisi kegiatan menulis di daerah NTT (AGUPENA) Asosiasi Guru Penulis Indonesia.

4. Banyak punya teman hingga banyak yang bantu menerbitkan buku
5. Banyak teman ditempat kerja yang terinspirasi membuat buku
Selanjutnya saya belajar disain cover buku sehingga bisa buat untuk sendiri maupun bantu teman.





Demikian pemaparan dari Cing Ato tentang menulis di kala sakit.

Pelatihan dilanjutkan dengan tanya jawab yang dikirim ke Bunda Rali yang dijawab oleh Cing Ato. Berikut pertanyaan dan jawaban Cing Ato pada sesi tanya jawab yang dapat saya simpulkan.

Cing Ato membuat cover buku dengan aplikasi canva, motivasi utama yang membuat Cing Ato untuk kembali sehat yaitu melihat anak-anaknya yang sedang menuntut ilmu dan membutuhkan biaya banyak yang kebetulan anak Beliau sedang menuntut ilmu di pondok pesantren modern butuh biaya banyak. Jadi Cing Ato harus sehat dan bisa kerja lagi. Buku yang paling berkesan buat Cing Ato yaitu GBS Menyerangku.

Caranya agar ide - ide tetap muncul  di saat sedang sakit menurut Cing Ato yaitu:
  1. Ide-ide itu banyak sekali di otak. Sebelum sakit Cing Ato senang membaca buku motivasi kebetulan sedang menekuni ilmu Motivator Pendidikan. 
  2. Cing Ato seorang penceramah jadi banyak ide-ide yang tersimpan di memori saya. 
  3. Membaca tidak harus membuka buku. Cukup dengan smartphone apa yang kita inginkan tersedia. Jadi banyak membaca.
  4. Banyak melihat film. Contoh Cing Ato menulis roman Betawi terinspirasi oleh si Dul anak sekolah. Kebetulan Beliau orang Betawi.


Berikut latar belakang Cing Ato menulis: "Pada saat tidak ada yang bisa saya kerjakan terbersit dalam pikiran"Apa ya, yang bisa saya dilakukan agar ada manfaatnya untuk orang banyak." Akhirnya jawaban itu muncul, kenapa saya tidak menulis saja. Saya pun menulis tentang membangun kepribadian.  Tulisan itu lalu saya share ke Facebook. Setelah saya bisa duduk di kursi roda tulisan itu saya himpun menjadi dua buku. Menuju pribadi unggul dan kunci Kesuksesan Hidup.

Cing Ato menjadi bangkit untuk berkarya seperti saat sekarang ini yaitu karena Cing Ato ingin beda dengan teman-teman kerja dan menunjukkan bahwa cing Ato walaupun sakit tetap produktif dan kreatif.

Cara Cing Ato jika mengalami kejenuhan di saat menulis dikala sakit yaitu dengan melihat ada kegiatan di madrasah yang kemudian setiap ada kegiatan itu selalu dinulis. Cing Ato kebetulan waktu sakit sering membeli buku. Maka ketika jenuh melanda maka Cing Ato membaca sampai paham lalu  tulis ulang dengan bahasa Cing Ato sendiri. Kadang juga melihat tiktok dan dari tiktok timbul ide menulis.

Cara merawat semangat dan optimisme Cing Ato selama ini dengan bersabar dalam ujian yang begitu besar yaitu Cing Ato hanya menikmati saja apa yang Allah berikan. Tidak perlu dikeluhkan, karena tidak menyelesaikan masalah. Tetap terus ikhtiar untuk kesembuhan. Setiap penyakit pasti obatnya. Apa itu sabar dan tidak mengeluh.

Tips kesabaran dan ketabahan dari Cing Ato yaitu menurut istri dan teman-teman Cing Ato bahwa Cing Ato orang yang sabar. Cing Ato sendiri tidak tahu karena tidak pernah mengeluh bahkan ketika murid-murid Beliau datang membesuk, Beliau tertawa-tawa dengan mereka. Kemudian ketika datang ke sekolah selalu ceria saja seperti kondisi sehat. Ada si sedikit minder tapi itu langsung bisa  ditepis.

Hambatan dalam berkarya solusinya menurut pengalaman Cing Ato yaitu dengan adanya hambatan kita diajak berpikir bagaimana cara keluar dari hambatan. Terkadang dari hambatan mendapatkan ilmu baru.

Cing Ato menyikapi masalah ketika ada orang lain yang meremehkan yaitu ketika teringat pesan Om Dedi. Kata beliau"Tidak semua orang suka terhadap apa yang kita lakukan walaupun benar adanya." Cing Ato dahulu sering dinyinyir oleh teman sekerja tetapi tak pernah membalas malah sahabat -sahabat Cing Ato yang marah menyerangnya. Setiap Cing Ato nge-share tentang tulisan selalu dinyinyir. Cing Ato selalu bilang "Terima kasih semoga bapak sehat dan sukses selalu". Karena Cing Ato tak pernah marah. Apa yang terjadi mereka mencari Cing Ato untuk minta tolong. Lalu mereka berkata di rapat dewan guru bahwa Cing Ato guru inspiratif. Katanya "Terus terang saya terinspirasi dari cing Ato". Sekarang beliau (orang yang mengejek Cng Ato) sudah punya tiga buku karena bantuan dari Cing Ato.

Kisah Fitri dari Bekasi sebagai pertanyaan terakhir pertemuan malam ini "2020-2021 saat pandemi melanda lahir lah 10 buku antologi dr berbagai komunitas tapi kemudian akhir Agustus 2021 saya kena serangan jantung yg mengharuskan saya pasang ring, tidak itu saja saya TDK kuat duduk lama dan berdiri lama serta mata saya pun tak bisa lagi bertahan lama di depan laptop.
Bertemu BM PGRI Gel 27 saya baru mulai menulis lagi walau sering tak mampu menyelesaikan resume. Lewat cerita cing Ato membuat saya makin semangat utk melanjutkan kembali hobi saya ini walaupun blm ada satu guru pun yg mengikuti jejak saya ini. Pertanyaan nya:
Bgmn memotivasi diri lebih fokus pd tujuan awal kita Krn terkadang sakit yg kita rasa membuat kita tak bisa berbuat apa-apa?"

Jawaban Cing Ato "Angkat topi dulu untuk bunda sudah punya 10 buku Antologi. Saya saja baru 3 atau 4 saya lupa. Karena kebetulan saya fokus ke buku solo. Alhamdulillah, seluruh organ tubuh saya normal. Saya hanya sakit syaraf. Syarafnya mati. Jadi hanya kelumpuhan. Jangan dipaksa menulislah ketika memang kondisi sedang enak. Saya sendiri jika tubuh sudah letih saya berhenti dan langsung istirahat. Makanya saya menulis tidak dikejar seperti ngejar setoran. Tulis saja yang ringan-ringan. Kalau bisa usul agar jadi buku solo. Tulis dengan satu tema. Niatkan menulis untuk ibadah. Dan buat tabungan amal jariyah".

Titipan pertanyaan dari Om Jay yaitu "Cing Ato bagaimana cara cing Ato bisa konsisten dalam menulis. Sementara kondisi kesehatan cing Ato kurang baik?". Berikut jawaban Cing Ato "Ketika gawai itu menyangkut di jari telunjuk saya lalu menulis. Karena saking asiknya menulis sampai saya lupa bahwa diri ini sedang sakit. Justru dengan menulis saya tidak berpikir dengan penyakit yang saya derita. Tiba-tiba tubuh saya tambah gemuk dan anggota tubuh perlahan mulai bergerak".

Pesan Cik Ato yaitu "Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang akan terjadi".

Semoga kita yang masih diberi kesehatan ini tetap bisa menulis. Jadikan pengalaman Cing Ato yang sakitpun bisa berkarya. Motivasi diri yang dari diri sendiri yang perlu kita lakukan hingga kita dapat menerbitkan buku solo kita yang dimulai dari buku antologi.  

Terima kasih Cing Ato atas ilmu dan motivasinya. Moga semua orang dapat terinspirasi dan menjadi motivator bagi para penulis.



3 komentar:

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan

 Beriku t ma teri yang saya ambil pada LMS CGP 06  tugas Eksplorasi Konsep dimana CGP harus menjawab dua per tanyaan yai tu: Dari beberapa d...